Jumat, 17/05/2024 - 17:06 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Komnas HAM Minta Indeks Kerawanan Pemilu-Pilkada 2024 Sertakan Potensi Konflik 

Selama ini indeks kerawanan pemilu dan pilkada hanya berkutat soal teknis.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

 JAKARTA — Wakil Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Pramono Ubaid Tanthowi meminta Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI memasukkan potensi konflik ke dalam indeks kerawanan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024. Sebab, Bawaslu selama ini membuat indeks kerawanan pemilu maupun pilkada hanya berkutat soal teknis penyelenggaraan dan pelanggaran pemilu. 

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan


“Ke depan perlu dilengkapi dengan indeks kerawanan terkait potensi konfliknya dengan berkaca pada kasus-kasus di masa lalu. Itu bisa dilengkapi, sehingga bisa diantisipasi,” kata Pramono kepada wartawan, Jakarta, Jumat (18/11/2022). 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS


Pramono meminta potensi konflik ini dimasukkan karena dia memprediksi konflik fisik akan terjadi, terutama saat gelaran Pilkada Serentak pada November 2024. “Menurut saya (konflik fisik) akan tetap ada. Saat Pilkada kemungkinan akan lebih keras karena kandidat dan pendukungnya itu lebih dekat,” ujarnya. 

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Rio Reifan kembali Ditangkap karena Narkoba, Ini Barang Bukti yang Disita


Pramono menjelaskan, kandidat kepala daerah  dan pendukungnya lebih dekat karena mereka biasanya saling mengenal. Apalagi kandidat bupati dan wali kota, mereka biasanya punya hubungan tertentu dengan para pendukungnya seperti hubungan kerabat dan teman sekolah. 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


“Karena kedekatannya itu, sentimennya menjadi lebih kuat. Sentimen itu seringkali bisa memicu konflik secara fisik. Oleh karena itu, hal ini harus diantisipasi,” kata eks komisioner KPU RI itu. 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Bawaslu RI kini sedang menyusun indeks kerawanan pemilu. Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja juga sempat menyampaikan kekhawatiran terkait potensi kerusuhan saat Pilkada Serentak 2024. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Bagja mengatakan, berkaca dari pengalaman sebelumnya, kerusuhan memang lebih sering terjadi saat Pilkada, bukan saat Pemilu. “Pembakaran TPS paling banyak terjadi di Pilkada, bukan di Pemilu,” kata Bagja dalam rapat bersama Komite I DPD RI di Jakarta, Selasa (8/11/2022). 

ADVERTISEMENTS


Bagja semakin khawatir karena Pilkada digelar secara serentak di ratusan kabupaten/kota. Polri tentu tidak mengirim personel dari satu daerah ke daerah yang terjadi kerusuhan. Sebab, polisi di tiap kesatuan bakal fokus mengamankan wilayah masing-masing. 

ADVERTISEMENTS


“Misalnya dulu Pilkada Makassar ribut karena calon tunggal, ribut dimana-mana. Datang perbantuan personel dari Polres Gowa dan Polres sekitarnya untuk Kota Makassar. Sekarang (Pilkada 2024) tidak bisa karena masing-masing polres harus jaga wilayah masing-masing,” kata Bagja. 

Berita Lainnya:
BMKG Sebut Sulut Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem


Bagja mengaku belum mendapat penjelasan dari Polri terkait rencana pengamanan Pilkada 2024 ini. Sejauh ini, koordinasi pengamanan baru dilakukan antara KPU daerah dengan Polres di daerah masing-masing. 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi