Jumat, 26/04/2024 - 19:10 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Dokter Sarankan Skrining ROP pada Bayi Prematur, Apa Itu?

ADVERTISEMENTS

Bayi prematur berusia di bawah 34 minggu saat lahir.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Dokter Spesialis Mata Konsultan Pediatric Ophthalmology Dian Estu Yulia menyarankan pelaksanaan skrining retinopathy of prematurity atau ROP untuk mendeteksi kelainan pada mata bayi prematur. Kelainan ini dapat mengakibatkan kebutaan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


“Sebaiknya sebelum terlambat dan sampai ke stadium lanjut yang mengakibatkan retina lepas dan berujung pada kebutaan, para orang tua jika memiliki bayi seperti itu jangan takut, dan periksa ke dokter,” katanya dalam diskusi daring yang ditayangkan melalui akun Instagram RSCM Kencana pada Rabu (23/11/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Dian mengatakan bahwa ROP atau kelainan pada mata akibat gangguan pembentukan pembuluh darah retina berisiko terjadi pada bayi-bayi prematur. Bayi prematur berusia di bawah 34 minggu saat lahir atau memiliki berat lahir sama dengan atau kurang dari 1.500 gram.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
IDI Bagikan Tips Jaga Kesehatan Selama Musim Pancaroba dan Mudik Lebaran


Gangguan lain sepertikadar oksigen dan kadar gula darah yang terlalu tinggi hingga infeksi darah yang berat dapat meningkatkan risiko bayi prematur mengalami ROP. Ia mengatakan bahwa pemeriksaan ROP perlu dilakukan untuk mendeteksi dini kemungkinan adanya kelainan pada mata bayi prematur. Dengan begitu, masalah tersebut bisa segera ditangani.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


“Apabila tidak kita lakukan skrining takutnya ketika anaknya sudah cukup besar dan anaknya tidak bisa melihat, ternyata ROP sudah stadium lanjut dan menimbulkan kebutaan. Jadi ini untuk (mencegah) kebutaan untuk jangka panjang,” katanya.

Berita Lainnya:
Hujan Masih Sering Mengguyur, Jaga Ketahanan Tubuh dengan Terapkan Pola Makan Sehat


Menurut dia, skrining ROP pertama bisa dilakukan pada saat usia bayi dua sampai empat minggu dengan catatan bayi berada dalam kondisi stabil. Selanjutnya, pemeriksaan harus dilakukan secara berkala sampai pembentukan retina dan pembuluh darah di area pinggir bola mata sempurna. Umumnya saat bayi berusia 43 sampai 44 minggu.


“Tidak bisa sekali, dan ketika ROP negatif belum tentu tidak ROP, bisa saja saat itu ROP-nya tidak ada karena kita tidak tahu mata itu berkembang. Bisa saja saat skrining pertama belum ditemukan abnormalitas pembuluh darah retina,” katanya.


 

sumber : antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi