Satu hal terpenting yang jarang diperhatikan konsumen, selain perusahaan memiliki keuangan sehat, juga memegang reputasi bagus, dan bisa menjamin klaim pasti cair. Tatang menegaskan, tidak ada ceritanya Tugu Insurance tidak bisa bayar klaim yang diajukan konsumen.
“Jadi akses mudah, produk banyak, dan paling penting adalah kepastian dan kemampuan pembayaran klaim. Buat apa produk bagus kalau tak bisa diklaim? Pentingnya asuransi itu saat ada kejadian, diklaim. Cadangan kita bagus, itu memastikan kemampuan bayar kita,” ujar Tatang.
Direktur Keuangan dan Layanan Korporat Tugu Insurance, Emil Hakim menambahkan, di tengah pemulihan ekonomi akibat pandemi, kinerja perusahaan malah meningkat. Misalnya, sepanjang 2021, perseroan mampu mengelola risiko dengan prinsip kehati-hatian, baik dari aspek underwriting maupun pengelolaan investasi, serta proaktif dalam mengantisipasi berbagai peluang dan pertumbuhan pasar.
“Pendapatan premi neto (sepanjang 2021) secara konsolidasian sebesar Rp 2,67 triliun naik 12 persen dibanding dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,38 triliun. Adapun untuk pendapatan underwriting secara konsolidasian sebesar Rp 2,12 triliun naik 11 persen dibanding dari periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 1,91 triliun,” kata Emil belum lama ini.
Tercatat pada akhir tahun buku konsolidasian 2021, Tugu Insurance memiliki total aset Rp 20,19 triliun. Angka itu meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 19,46 triliun. Ekuitas perseroan juga naik dari Rp 8,46 triliun menjadi Rp 8,79 triliun. “Laba tahun berjalan konsolidasian tercatat sebesar Rp 327,23 Miliar atau naik 20 persen dari tahun lalu sebesar Rp 271,91 miliar,” ujar Emil.
Praktisi asuransi Christopher Rodjito menjelaskan, perkembangan industri asuransi di Indonesia cukup menggembirakan dalam satu dekade terakhir. Sejak ia bergelut di dunia asuransi pada 2009, jika dikomparasikan maka pengetahuan atau literasi dan penetrasi asuransi ke masyarakat sudah jauh lebih baik.
Datangnya pandemi Covid-19 semakin mengintensifkan pemasaran produk asuransi di masyarakat. Munculnya rasa khawatir dan takut ketika pandemi Covid-19 membuat sebagian masyarakat menjadi lebih menerima dan sadar dengan produk asuransi. Hal itu karena masyarakat membutuhkan proteksi ketika terjadi hal-hal tidak diinginkan, misalnya tiba-tiba sakit.
Belum lagi, perkembangan media sosial yang semakin masif dan proses pendaftaran asuransi yang semakin mudah membuat pasar asuransi semakin berkembang. “Ditambah pandemi membantu penyerapan asuransi menjadi lebih mudah. Sekarang proses pengajuan klaim hampir menggunakan digital, mostly, jadi overall lebih baik,” kata Christopher.
Dia menjelaskan, banyak orang tidak menyadari bawah asuransi itu sangat penting untuk melindungi diri. Christoper mendapati, banyak orang berpikir tujuan utama dalam perencanaan keuangan adalah investasi dan menghasilkan cuan. Padahal, dalam perjalanan investasi itu ujungnya kadang terjadi hal tak terduga. Jika tidak ada persiapan maka bisa jadi tujuan investasi menjadi berantakan.
Misalnya, ketika keluar kota terjadi hal-hal tidak diinginkan. Karena tidak punya perlindungan, akhirnya orang tersebut harus mengambil tabungan atau simpanan investasi untuk mengkover biaya perawatan. Dia pun menganggap, produk yang dimiliki Tugu sebagai perusahaan asuransi umum sudah mampu menjawab kebutuhan pasar.
“Asuransi berperan penting banget menanggulangi risiko-risiko yang gak ketebak. Awalnya bisa saja untung, sebulan kemudian harus kita cairin sekarang, padahal belum untung. Asuransi itu bisa membantu psikologis kita lebih tenang,” ucap Christoper.
Dia menambahkan, jika segala risiko masa depan sudah bisa diminalisasi maka orang cenderung hidup hidup lebih tenang. Dengan begitu, harusnya dalam membuat keputusan keuangan dan masa depan bisa lebih bijak. Itulah salah satu pentingnya manfaat asuransi yang jarang diketahui orang banyak.
Sumber: Republika