Sabtu, 27/04/2024 - 02:18 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Cendekiawan Muslim Timur Tengah Kunjungi Xinjiang, Puji Langkah China Atas Uighur

ADVERTISEMENTS

Cendekiawan Timur Tengah menilai langkah China atas Uighur di China tepat

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

UIGHUR–Delegasi cendekiawan Muslim dari Arab Saudi, Suriah, dan Uni Emirat Arab (UEA) mengunjungi Provinsi Xinjiang yang selama ini pemerintah China dituduh melakukan genosida terhadap Uighur. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Para cendekiawan tersebut merupakan bagian dari delegasi dari Dewan Komunitas Muslim Dunia (TWMCC), sebuah organisasi yang didukung UEA.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Dilansir dari The New Arab, Selasa (10/1/2023), TWMCC menyebut selama di Xinjiang, delegasi mengunjungi apa yang disebut ‘Museum Pemberantasan Terorisme dan Ekstremisme’.

ADVERTISEMENTS

Dalam sebuah pernyataan, Ketua organisasi Ali Rashid al-Nuaimi, seorang Emirat, kemudian memuji upaya otoritas China dalam memerangi terorisme di Xinjiang.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Pemerintah China selama ini telah dituduh menahan lebih dari satu juta warga Uighur dan minoritas Muslim lainnya di kamp-kamp, sebagai bagian dari tindakan keras di Xinjiang yang diluncurkan pada 2017.

Berita Lainnya:
Geger! Polda Jabar Sita Ratusan Senjata Ilegal dan Ribuan Peluru yang Disuplay dari China

Pegiat HAM menuduh China melakukan pelanggaran termasuk penahanan massal, kerja paksa, sterilisasi wajib, dan penghancuran situs budaya dan agama Uighur.

Amerika Serikat dan beberapa negara lain menyebut tindakan China di Xinjiang sebagai “genosida”, dan menjatuhkan sanksi atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia. 

Beijing kemudian membantah tuduhan itu, mengklaim kebijakannya telah membantu memerangi ancaman ekstremisme Islam.

Ketua TWMCC, al-Nuaimi, juga merupakan anggota Dewan Nasional Federal Uni Emirat Arab, hampir merupakan badan parlementer. 

Sementara Uni Emirat Arab telah dituduh membantu China untuk menganiaya warga Uighur di negara tersebut, dengan mengizinkan Beijing menggunakan “situs hitam” untuk memikat dan menahan mereka. 

Baca juga: Al-Fatihah Giring Sang Ateis Stijn Ledegen Jadi Mualaf: Islam Agama Paling Murni

Sementara itu, akhir 2022 lalu, lebih dari 50 kelompok Uighur mendesak kepala negara dan pemimpin organisasi internasional yang bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pekan ini di Arab Saudi untuk mengutuk kejahatan kekejaman China terhadap Uighur. Mereka mendesak penghentian genosida di wilayah Xinjiang

Berita Lainnya:
Gerak Cepat China Mendekati Prabowo Subianto

Xi Jinping yang melakukan kunjungan kenegaraan selama tiga hari ke Arab Saudi, menandatangani perjanjian kemitraan strategis komprehensif dengan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud. Selama awal kunjungan, perusahaan China dan Arab Saudi menandatangani lebih dari 30 perjanjian investasi.

“Dalam berbagai kesempatan, organisasi Uighur telah menyatakan kekecewaan besar mereka atas sikap diam negara-negara mayoritas Muslim atas genosida Uighur, yang melibatkan penahanan sewenang-wenang terhadap jutaan orang Uighur di kamp-kamp konsentrasi, di mana mereka dipaksa untuk meninggalkan keyakinan dan praktik keagamaan mereka,” jelas kelompok itu dalam sebuah pernyataan dilansir dari Radio Free Asia, Kamis (8/12/2022).  

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi