Rabu, 01/05/2024 - 03:36 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Prospek Cerah, NielsenIQ: Masih Ada 10 Juta Pengguna Belum Belanja Online

ADVERTISEMENTS

Prospek belanja online ke depan masih cukup positif.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 NielsenIQ mencatat, prospek belanja online ke depan masih cukup positif. Pasalnya, masih terdapat gap antara pengguna internet dan konsumen pembeli online.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Pada 2022 lalu, total pengguna internet naik menjadi 42 juta dari 41 juta pengguna 2021. Sementara, pembeli online meningkat menjadi 31 juta dari 29 juta sebelumnya.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Berarti ada gap 10 juta yang belum belanja online. Saya yakin masih ada peluang,” kata Direktur NielsenIQ Rusdy Sumantri dalam konferensi pers, Kamis (12/1/2023). 

ADVERTISEMENTS

Hasil riset NielsenIQ mencatat total transaksi penjualan selama penyelenggaraan Harbolnas 2022 yang digelar pada 10-12 Desember 2022 lalu mencatatkan transaksi senilai Rp 22,7 triliun. Meski mengalami kenaikan dari tahun lalu, riset menyatakan terdapat pertumbuhan yang melandai.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Jalan Tol Dekat IKN Ini Siapkan Pelayanan Wisata Lebaran

NielsenIQ mencatat, capaian transaksi tersebut meningkat 4,7 triliun atau 26 persen dari torehan Harbolnas 2021 lalu sebesar 18,1 triliun. Penjualan produk lokal menyumbang Rp 10 triliun, naik Rp 1,5 triliun atau 18 persen dari capaian tahun lalu Rp 8,5 triliun.

Lebih lanjut, Rusdy memaparkan, kenaikan transaksi Harbolnas 2022 utamanya terjadi di Jawa sebesar 23 persen. Sementara di luar Jawa justru mengalami penurunan hingga 3 persen.

Begitu pula dengan penjualan produk lokal, transaksi di Jawa tetap mencatat kenaikan 15 persen. Namun, transaksi di luar Jawa terhadap produk lokal menyusut 8 persen.

Secara keseluruhan, kendati total transaksi mengalami kenaikan, Rusdy menyebut adanya pertumbuhan transaksi yang melandai. Pasalnya, peningkatan penjualan Harbolnas di tahun-tahun sebelumnya sempat mencapai 30 persen hingga 50 persen.

Pertumbuhan kali ini, berdasarkan data NielsenIQ, merupakan yang terendah sejak 2015 lalu. “Pertumbuhan ini sedikit melambat, 26 persen. Kita optimistis masih akan tumbuh tapi ini lebih slower,” kata Rusdy.

Berita Lainnya:
Ekonom: Kesiapan Digital UMKM Indonesia Berada di Level Pembelajar

Ia memaparkan, perlambatan pertumbuhan dinilai akibat faktor inflasi di akhir tahun. Terutama setelah pemerintah menaikkan harga BBM sejak September yang berpengaruh pada naiknya biaya logistik.

Hingga Desember 2022, laju inflasi nasional mencapai level 5,5 persen. Namun, Rusdy mencatat, inflasi tertinggi terdapat pada transportasi sebesar 15,3 persen. Inflasi transportasi di Jawa tercatat 14,4 persen dan luar Jawa 16,4 persen.

“Tentu saja, dengan kenaikan inflasi di transportasi akan berdampak ke biaya pengiriman dari sisi pemain logistik,” katanya.

Sementara dari sisi konsumen, pengeluaran untuk transportasi akan meningkat. Itu bisa menjadi pemicu melambatnya transaksi belanja online dari masyarakat imbas kenaikan harga bahan bakar.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi