Sabtu, 27/04/2024 - 07:48 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIGLOBAL

World Economic Forum Dihantui Bayang Bayang Krisis

ADVERTISEMENTS

Kondisi ekonomi saat ini menambah keyakinan pelaku usaha tentang resesi global.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 DAVOS — Pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi World Economic Forum di Davos, Swis dibayangi oleh resesi global. Hal ini menjadi pembahasan penting dalam pertemuan negara negara di dunia dalam membahas ekonomi global.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Diberitakan Reuters, Direktur Pelaksana WEF, Saadia Zahidi menjelaskan survey yang dilakukan WEF pada tahun ini menunjukan dua pertiga dari ekonom sektor swasta maupun publik yakin akan terjadinya resesi ekonomi global. Apalagi didukung kondisi kenaikan inflasi yang tinggi, pertembuhan ekonomi yang rendah, utang yang semakin meningkat dan investasi yang seret.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Wings Food Sediakan Pondok Rehat Bagi Pemudik di Sejumlah Titik

“Kondisi ekonomi hari ini seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi dan realisasi investasi yang menurun menambah keyakinan pelaku ekonomi yakin adanya resesi global,” ujar Zahidi, Selasa (17/1/2023).

ADVERTISEMENTS

Zaihidi menambahkan inflasi pada tahun ini berkisar 5 persen, bahkan 57 persen untuk eropa. Mengingat dampak kenaikan harga energi dan adanya kenaikan suku bunga yang dilakukan oleh The Fed. Perang Rusia Ukraina juga masih berlanjut dan menjadi pengaruh besar terhadap perekonomian global.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Antisipasi Lonjakan Trafik, XL Axiata Perkuat Infrasruktur

Mayoritas ekonom melihat pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut di Eropa dan Amerika Serikat (masing-masing 59 persen dan 55 persen), dengan pembuat kebijakan terperangkap di antara risiko pengetatan terlalu banyak atau terlalu sedikit.

Wakil Kepala Eksekutif Logistik Global DP World Yuvraj Narayan menjelaskan adanya penurunan permintaan di sektor logistik dan juga menurunya supply. “Ada banyak kendala yang dipaksakan. Pihak berkepentingan perlu mencari solusi yang tepat,” ujar Yuvraj.

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi