Sabtu, 27/04/2024 - 04:40 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

12.658 Tewas, China Janji Perbarui Data Covid-19

ADVERTISEMENTS

Salah satu penyebab kematian karena kegagalan akut sistem pernapasan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 BEIJING — Sebanyak 12.658 warga China tewas dalam sepekan pada 13-19 Januari 2023 saat sedang menjalani perawatan di rumah sakit akibat mengidap Covid-19. Dari jumlah kematian itu, sebanyak 681 orang di antaranya disebabkan oleh kegagalan akut sistem pernapasan akibat Covid-19, menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular China (CCDC) pada Ahad (22/1/2023).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Sementara untuk korban jiwa lainnya, kematian disebabkan oleh penyakit bawaanselain terjangkit Covid-19. CCDC juga mencatat hampir 472.000 pasien Covid-19 dirawat di sejumlah rumah sakit di China pada Kamis (19/1/2023), termasuk 51.700 pasien yang mengalami tingkat keparahan yang sangat tinggi.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Panasnya Paskah di Jalur Gaza

Sampai saat ini, lebih dari 1,28 miliar warga China telah divaksinasi, termasuk 230,1 juta di antaranya berusia di atas 60 tahun. CCDC berjanji akan mempublikasikan data dan informasi perkembangan Covid-19 di China setiap bulan.

ADVERTISEMENTS

Sebelumnya, Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) menghentikan publikasi data perkembangan Covid-19 mulai 25 Desember 2022.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Warga Jepang Tuntut Pemerintah Terkait Efek Samping Vaksin Covid-19

Tindakan tersebut memicu reaksi sejumlah negara karena pada saat yang bersamaan China sedang mengalami lonjakan kasus yang menewaskan puluhan ribu orang dalam jangka waktu dua bulan, ditambah dengan dibebaskannya warga setempat bepergian ke luar negeri mulai 8 Januari 2023.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memahami reaksi sejumlah negara tersebut dan mendesak China untuk bersikap transparan dalam menyajikan data perkembangan kasus Covid-19.

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi