Selasa, 30/04/2024 - 12:41 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Tanggapan AS Soal Pembakaran Alquran di Swedia

ADVERTISEMENTS

AS tanggapi pembakaran Alquran di Swedia.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

WASHINGTON — Amerika Serikat (AS) pada Senin (23/1/2023) mengatakan, pembakaran Alquran di Kedutaan Besar Turki di Stockholm merupakan ulah provokator yang ingin meregangkan hubungan antara Swedia dan Turki. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price mengatakan, pembakaran Alquran oleh ekstremis sayap kanan kemungkinan merupakan sabotase terhadap aksesi Swedia dan Finlandia sebagai anggota NATO.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Pembakaran itu ulah seorang provokator yang mungkin sengaja berusaha membuat jarak antara dua mitra dekat kita, Turki dan Swedia. Dia mungkin sengaja berusaha mempengaruhi diskusi yang sedang berlangsung mengenai aksesi Swedia dan Finlandia ke NATO,” kata Price, dilaporkan Al Arabiya, Senin (23/1/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Selain tidak Bayar Zakat, Ini 5 Penghambat Rezeki Rumah Tangga
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Seorang ekstremis sayap kanan kewarganegaraan Swedia-Denmark, Rasmus Paludan pada Sabtu (21/1/2023) membakar kitab suci Alquran di depan Kedutaan Turki di Stockholm. Aksi ini terjadi bertepatan ketika Turki menahan aplikasi Swedia untuk memasuki aliansi NATO. Paludan mendapatkan izin dari polisi Swedia untuk menjalankan aksi pembakaran kitab suci umat Islam tersebut.

ADVERTISEMENTS

Price mengatakan, membakar kitab suci adalah tindakan yang sangat tidak sopan dan keji. Tapi di sisi lain, Price membela sikap Swedia yang mengizinkan Paludan melakukan aksi tercela itu. Price mengatakan bahwa Swedia menjunjung kebebasan berserikat.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang memiliki akar politik Islam, menyuarakan kemarahan atas insiden tersebut. Erdogan mengatakan, Swedia seharusnya tidak mengharapkan dukungan untuk bergabung dengan NATO. Sebelumnya Erdogan menuntut agar Stockholm mengambil tindakan terhadap militan Kurdi yang dianggap sebagai teroris oleh Turki.

Berita Lainnya:
Kisah Peneliti Mesir Dihalangi Terbitkan Informasi Berbahaya Bagi Israel

Pada 2022 lalu, Swedia dan Finlandia m mendaftar agar dapat menjadi anggota NATO. Invasi Rusia ke Ukraina menyebabkan arah kebijakan pertahanan Swedia dan Finlandia berubah.

Di bawah aturan NATO, masuknya anggota baru harus mendapatkan persetujuan dari seluruh anggota. Sejauh ini hanya Turki dan Hungaria yang belum memberikan lampu hijau bagi Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan NATO. Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban berjanji, parlemen akan membuat keputusan pada bulan depan. 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi