Senin, 06/05/2024 - 18:14 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Tujuh Perkara Adab Berwudhu yang Bisa Ditinggalkan

ADVERTISEMENTS

Apabila salah satu dari tujuh perkara ini dilakukan hukumnya adalah makruh.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 JAKARTA — Selain menjalankan beberapa hal seperti berdoa selepas wudhu yang merupakan bagian dari adab, ada juga perkara yang dapat ditinggalkan yang merupakan bagian adab juga. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Al-Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah menjelaskan tujuh perkara yang perlu ditinggalkan sebagai bagian dari adab berwudhu. Berikut penjabarannya.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Pertama, mengibaskan tangan untuk memercikkan air (selepas wudhu). 

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Kedua, menamparkan air ke muka dan kepala. 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Ketiga, bercakap-cakap. 

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Keempat, membasuh anggota wudhu lebih dari tiga kali. 

Berita Lainnya:
Kehebatan Panah Umat Islam dalam Peperangan Bersejarah dan Rahasia Sunnah Rasulullah SAW

Kelima, menggunakan air tanpa ada hajat tetapi hanya semata-mata was-was. Dan setan yang mengganggu orang yang sedang berwudhu ini namanya Walhan. 

Keenam, berwudhu dengan air musyammas (air yang terkena panas matahari dan di negeri yang panas pula). 

Ketujuh, berwudhu dengan menggunakan air bekas-bekas dari tembaga. 

Menurut Al-Ghazali, apabila salah satu dari tujuh perkara ini dilakukan hukumnya adalah makruh. Hal ini sebagaimana yang tertuang dalam sabda Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadis. 

Rasulullah berkata, “Inna mandzakarallaha inda wudhu-ihi thahharallahu jasadahu kullahu, wa man yadzkurillaha lam yathur minhu illa maa ashaabahul-ma-u,”. Yang artinya, “Sesungguhnya barang siapa yang menyebut nama Allah ketika berwudhu maka Allah mensucikan jasadnya semuanya, tetapi barang siapa yang tidak menyebut nama Allah (dalam wudhu) maka tidak suci daripada jasadnya kecuali hanya anggota yang terkena air saja,”. 

Berita Lainnya:
Kisah Umar bin Abdul Aziz Mencopot Gubernur

Perihal wudhu ini, meski tidak mewajibkan, Rasulullah menekankan bagi umat Islam untuk bersiwak setiap wudhu sebagai bagian dari adab. Nabi berkata, “Law laa an adyuqqa ala ummatiy la-amartuhum bissiwaki fi kulli shalatin,”. Yang artinya, “Jikalau aku tidak menyusahkan umatku, pasti aku wajibkan mereka bersiwak setiap kali sembahyang,”. 

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi