Jumat, 26/04/2024 - 11:56 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Transportasi Massal Solusi Tekan Emisi Karbon

ADVERTISEMENTS

Saat ini hanya beberapa kota besar yang punya sistem transportasi yang baik.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Pengamat transportasi Darmaningtyas menyebut sarana transportasi massal menjadi solusi untuk menekan emisi karbon yang menyebabkan kerusakan lingkungan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Setiap pemerintah daerah itu supaya membangun transportasi publik. Saat ini hanya beberapa kota besar yang punya sistem transportasi yang baik,” kata Darmaningtyas kepada Antara di Jakarta, Sabtu (28/1/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Ketua Institut Studi Transportasi (Instran) itu mengatakan, jumlah daerah yang memiliki sistem transportasi massal yang memadai saat ini jumlahnya sangat minim sehingga perlu untuk ditingkatkan dalam rangka menekan emisi karbon penyebab pemanasan global. Menurut dia, selain industri, emisi karbon terbesar saat ini dihasilkan oleh sektor transportasi, di mana kendaraan pribadi yang jumlahnya terus bertambah.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
One Way dari KM 414 GT Kalikangkung Sampai KM 72 GT Cikampek Utama Diberlakukan Sabtu Sore

“Mengurangi emisi ini caranya beralih menggunakan angkutan umum, bersepeda, atau berjalan kaki. Tetapi pemerintah wajib menyediakan sarana pendukungnya,” ujar dia.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Sejalan dengan hal itu, Darmaningtyas juga mendorong peran dunia pendidikan, khususnya para guru untuk meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya menggunakan transportasi publik. Ia menilai, para guru perlu memiliki kesadaran terkait pengurangan emisi karbon sehingga dapat memberikan edukasi yang baik kepada murid-muridnya.

“Guru-guru itu banyak yang belum punya bekal ilmu pengetahuan terkait pemanasan global atau mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Padahal itu sangat strategis untuk diteruskan kepada generasi muda,” katanya.

Seperti diketahui, Hari Pengurangan Emisi CO2 Internasional diperingati setiap 28 Januari. Peringatan International Reducing CO2 Emissions Day ini bertujuan sebagai momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya emisi CO2 atau karbon dioksida.

Berita Lainnya:
Lulusan Prodi Informatika dan Sains Data Punya Prospek Kerja Terbaik di 2024

Dalam hal ini, Indonesia berkomitmen untuk mencapai net zero emission atau nol emisi karbon maksimal pad 2060.

Adapun upaya-upaya yang dilakukan antara lain adalah peningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT), pengurangan energi fosil, penggunaan kendaraan listrik di sektor transportasi, peningkatan pemanfaatan listrik pada rumah tangga dan industri, dan yang terakhir pemanfaatan Carbon Capture and Storage (CCS).

Dengan mengurangi jejak karbon, Indonesia diharapkan dapat mencapai kondisi net zero emission pada 2060 atau lebih cepat.

 

sumber : ANTARA

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi