Minggu, 19/05/2024 - 00:08 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Punya Satu Pasangan Seksual, Apakah Tetap Berisiko Kena Kanker Serviks?

Saat ini tren kanker serviks terjadi pada usia muda atau usia 20-an.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

JAKARTA — Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Prof DR dr Yudi Mulyana Hidayat mengatakan, seseorang yang memiliki satu pasangan seksual (single partner) juga memiliki risiko untuk terinfeksi virus HPV (human papillomavirus) yang merupakan penyebab kanker serviks.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

“Dulu ada stigma bahwa servical cancer itu akibat multipartner seksual, padahal tidak. Single partner pun banyak yang kena kanker serviks,” kata Yudi saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (31/1/2023).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS

Dia menegaskan, seorang dengan satu pasangan seksual atau lebih (multipartner) sama-sama memiliki risiko terinfeksi virus HPV. Risiko menjadi lebih meningkat apabila seorang yang aktif secara seksual dengan lebih dari satu pasangan.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

“Yang single partner saja punya risiko, apalagi yang multipartner. Bisa dapat HPV dari (pasangannya) itu bisa saja terjadi kalau multipartner,” ujar dia.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Yudi juga mengatakan bahwa saat ini tren kanker serviks terjadi pada usia muda atau usia 20-an. Hal tersebut mengindikasikan bahwa virus HPV semakin ganas.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Kanker Serviks Dominasi Proporsi Kasus Kanker di Indonesia

“Banyak kasus single partner, pasangan setia terkena kanker serviks. Artinya apa? HPV ini sudah ada di dalam tubuh kita, tinggal kapan dia akan menjadi kanker serviks tergantung sistem kekebalan tubuh kita,” kata dia.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Dia juga mengingatkan bahwa gaya hidup terkait higenitas sanitasi serta adanya luka pada vagina juga bisa memicu terjadinya infeksi HPV dengan lebih mudah. Termasuk sistem kekebalan tubuh berpengaruh.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

“Contoh pulang malam kurang istirahat, makan tidak benar, dan sebagainya, itu pun bisa berpengaruh terhadap penurunan daya tahan tubuh yang ujung-ujungnya akan membuat virus akan menjadi mudah untuk berkembang,” kata Yudi.

Oleh sebab itu, Yudi mendorong agar perempuan yang sudah menikah atau sudah melakukan hubungan seksual untuk melakukan deteksi dini, baik dengan tes IVA ataupun pap smear. Tes ini mudah diakses dan bisa dilakukan di fasilitas pelayanan primer atau di puskesmas.

Berita Lainnya:
Sedang Berduka Karena Kehilangan? Psikolog Jelaskan Tahapan Mengatasinya

Vaksinasi HPV juga dianjurkan untuk dilakukan pada perempuan, baik usia anak-anak maupun dewasa. Bahkan usia 50-an pun masih bisa melakukan vaksinasi HPV. Meski begitu, kata Yudi, periode emas untuk mencegah kanker serviks dengan vaksinasi adalah usia anak-anak.

“Sesudah menikah, sudah berhubungan seksual, boleh divaksinasi. Tapi untuk supaya yakin bahwa mulut rahimnya tidak ada apa-apa dilakukan pemeriksaan pap smear,” kata dia.

Vaksinasi HPV untuk usia 9-13 tahun cukup diberikan dua dosis, sementara perempuan di atas usia 13 tahun harus diberikan tiga dosis. Jarak pemberian vaksinasi pengulangan yaitu 0-1-6 atau diulang satu bulan setelah dosis pertama dan enam bulan setelah dosis kedua.

“Walaupun sudah menikah, sudah aktif seksual, vaksinasi pun penting. Efektivitas tidak ditentukan oleh sudah atau belumnya (aktif secara seksual), tetapi usia. Karena yang berperan adalah antibodi,” kata Yudi.

 

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi