Minggu, 05/05/2024 - 01:14 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Komunikasi Sekolah dan Orang Tua Bisa Cegah Penculikan Anak

ADVERTISEMENTS

Komunikasi antara pihak sekolah dan orang tua cara terbaik cegah penculikan anak.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 SEMARANG — Psikolog Dr Y Bagus Wismanto mengingatkan bahwa komunikasi antara sekolah dan orang tua siswa menjadi kunci untuk mencegah penculikan anak. “Komunikasi antara sekolah dan orang tua itu yang terbaik. Bagaimana sekolah menjelaskan kepada orang tua tentang hak dan kewajiban sekolah dan orang tua,” katanya di Semarang, Rabu (8/2/2023).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Hal tersebut disampaikan mantan Rektor Unika Soegijapranata itu menanggapi maraknya aksi penculikan anak yang belakangan marak di sejumlah daerah, termasuk di Kota Semarang. Menurut dia, sekolah dan orang tua harus bersinergi untuk menghadapi kasus penculikan anak, sebab sekolah hanya bertanggung jawab selama anak tersebut masih berada di lingkungan sekolah.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Sekolah, kata dia, hanya berperan membantu untuk mendidik anak. Namun, tanggung jawab utama tetap pada orang tua sehingga tidak bisa begitu saja menyerahkan tanggung jawab kepada sekolah.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Tips Mental Sehat Setelah Libur Lebaran, Hindari Kebanyakan Scrolling Medsos

Ia menjelaskan, anak pada dasarnya merupakan tanggung jawab orang tua, dan sebelum anak-anak menjadi manusia dewasa maka orang tua mempunyai peran penuh untuk mendampingi tumbuh kembangnya. Selain orang tua, kata dia, orang dewasa di sekitar anak-anak tersebut, yakni keluarga memiliki peran juga dalam mendampingi dan mengawasi anak dalam proses bertumbuh kembang.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“Penculikan itu kan dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Banyak motivasi (penculikan) tapi yang paling sering adalah motivasi ekonomi,” katanya.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Berdasarkan data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), terdapat 28 kasus penculikan anak di Indonesia sepanjang tahun 2022 atau melonjak dibandingkan 2021 sebanyak 15 kasus. Bagus menambahkan bahwa kasus penculikan akan menimbulkan trauma yang mendalam bagi anak dan menyebabkan anak menjadi sulit untuk percaya kepada orang lain dan merasa tidak aman.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh
Berita Lainnya:
Pakar Gizi Sarankan Masyarakat Seimbangkan Konsumsi Opor Dengan Serat

“Anak (korban penculikan) akan merasa tidak aman pada saat diculik. Untuk pemulihan korban, dilakukan dengan cara mengembalikan rasa aman tersebut oleh orang tua,” tutur Bagus.

Tentunya, anak memang menjadi korban, terutama pada saat berhadapan dengan orang lain akan dipengaruhi oleh masa lalunya. Dampak utama yang ditimbulkan dari kasus penculikan adalah relasi sosial anak di masa depan.

Karena itu, Bagus menegaskan bahwa orang tua harus mulai memperhatikan dan memberi masukan kepada anak korban penculikan, dan memastikan bahwa kejadian penculikan itu tidak akan terulang lagi.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi