Jumat, 26/04/2024 - 12:25 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

Para Pengungsi Ajukan Diri Sebagai Relawan Pemakaman di Suriah

ADVERTISEMENTS

Jandaris telah menjadi situs kuburan massal bagi korban gempa di Suriah.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JANDARIS — Ratusan orang bergerak di lapangan terbuka di Jandaris, barat laut Suriah. Mereka tampak bekerja keras, mengangkat, memanggil satu sama lain, dan membawa barang-barang.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Setelah diperiksa lebih dekat, kenyataan suram terungkap. Ladang itu adalah kuburan yang tidak banyak digunakan sebelum gempa dahsyat yang melanda Turki selatan dan Suriah barat laut pada 6 Februari.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Sekarang, itu telah menjadi situs kuburan massal, parit panjang digali untuk menampung ratusan orang yang meninggal dalam gempa dan akibatnya.

ADVERTISEMENTS

Orang-orang bergegas bolak-balik, menurunkan mayat yang terbungkus kain kafan atau kantong mayat dari truk. Mereka menyerahkannya kepada orang lain yang sedang menggali parit yang cukup besar untuk menampung 100 hingga 130 orang sehari.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Beberapa jenazah harus diangkat dan dibawa oleh dua orang. Banyak lainnya yang kecil, dipeluk oleh orang-orang dengan keterkejutan tertulis di seluruh wajah mereka saat mereka membawa bayi-bayi itu ke parit.

Berita Lainnya:
Ratusan Jenazah Ditemukan di Kuburan Massal Rumah Sakit Khan Younis 

Jihad Ahmed al-Ibrahimi sedang mengumpulkan balok semen, membawanya untuk digunakan melapisi parit. Jenazah diletakkan di atas balok dan kemudian lempengan marmer diletakkan di atas jenazah sebelum parit diisi. Dia datang setiap hari, untuk secara sukarela membantu penguburan.

“Saya tinggal di kamp-kamp di Aazaz, saya dan keluarga saya mengungsi,” kata laki-laki berusia 21 tahun itu kepada Aljazirah.

Al-Ibrahimi dan keluarganya sudah tinggal di tenda, sehingga tidak mengalami banyak kerusakan akibat gempa. “Namun jujur saja, kami takut, itu menakutkan. Kemudian kami mulai berpikir betapa lebih menakutkannya bagi orang-orang yang tinggal di kota. Dan kami mulai mengkhawatirkan orang-orang kami di kota-kota karena kami tahu di sanalah sebagian besar kerusakan akan terjadi,” ujarnya.

“Kami mendengar, kerusakan terparah terjadi di Jandaris, jadi, saya dan sekitar 30 atau 40 orang lainnya datang ke sini setiap pagi untuk menjadi sukarelawan dan membantu orang-orang di sini menguburkan jenazah mereka di pemakaman ini,” kata Al-Ibrahimi.

Berita Lainnya:
Rusia Gelar Gelombang Serangan Ke Berbagai Kota di Ukraina

Al-Ibrahimi mengatakan, orang-orang itu menggunakan mobil sendiri untuk melakukan perjalanan sejauh 40 km ke Jandaris di pagi hari dan kembali lagi ke Aazaz di malam hari. Perjalanan dan kegiatan itu bukan tugas yang mudah di wilayah dengan perang selama 12 tahun telah menghancurkan infrastruktur dan sumber daya, situasi yang hanya diperburuk oleh gempa bumi.

Nama-nama orang yang mati didokumentasikan, sebanyak mungkin, dan penanda kecil didirikan di dekat kuburan untuk menunjukkan nama mereka yang dimakamkan di sana. “Kami menguburkan jenazah dan melakukan salat jenazah. Kami di sini bukan untuk mendapatkan bayaran atau apa pun, kami melakukan ini untuk Tuhan,” kata al-Ibrahimi.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi