Sabtu, 04/05/2024 - 13:39 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIPERTANIAN

Kementan Jelaskan Penyebab Petani Milenial Macet Bayar KUR

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Baru-baru ini viral para petani milenial di Jawa Barat terlilit utang lantaran macet membayar Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kementerian Pertanian (Kementan) pun menjelaskan, masih terdapat kelemahan pada petani milenial dalam menjalankan usaha dengan fasilitas kredit.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan, salah satu kelemahan dimiliki petani milenial yakni soal pengalaman dalam mengelola bisnis. Karena itu, kata Dedi, pendampingan bagi para petani harus lebih intens.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Namanya juga milenial, pengalaman belum terlalu banyak, kebanyakan mereka itu awal-awal mencoba. Tapi saya sering sampaikan ke anak-anak sekarang itu bukan trial and error, tapi trial and success,” kata Dedi di sela Pelatihan Teknis Penguatan Kelembagaan Petani bagi Petani Milenial di Bogor, akhir pekan ini.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Mentan Ajak Jajaran Kerja Maksimal Wujudkan Swasembada Pangan
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Kendati demikian, Dedi mengatakan, tingkat kredit macet KUR sektor pertanian tahun 2022 tergolong kecil, yakni hanya 0,03 persen. Ia memastikan, dibandingkan dengan yang macet, lebih banyak petani milenial yang berhasil mengelola kredit dengan baik sehingga tidak mengalami kemacetan membayar KUR.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Meski kredit macet tergolong kecil, Dedi menyampaikan Kementan akan terus melakukan pelatihan. Para petani harus dibekali manajemen pengelolaan usaha sekaligus teknik budidaya yang efisien dan menguntungkan. Salah satunya dengan sistem smart farming.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“Jika mereka menguasai smart farming, produktivitas akan tinggi. Amunisi ini harus kita sampaikan terus ke anak-anak agar mereka bisa lebih mandiri,” ujar dia.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Jelang Lebaran, Harga Daging Sapi di Agam Sentuh Rp 160 Ribu per Kg

Lebih lanjut, Dedi berharap para petani muda yang mendapatkan pelatihan langsung oleh Kementan nantinya dapat sukses menjalankan usaha. Pasalnya, regenerasi petani kian mendesak karena generasi tua telah mendominasi profesi petani.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Dedi menyampaikan, sekitar 70 persen petani yang dimiliki Indonesia saat ini memasuki usia 40 tahun hingga 45 tahun. Menurutnya, usia tersebut masih cukup produktif. Namun, dalam jangka waktu 10 tahun ke depan produktivitas dipastikan bakal turun sehingga diperlukan regenerasi sedini mungkin.

Adapun saat ini Kementan mencatat sedikitnya sudah terdapat 125.637 petani milenial di Indonesia yang terdata langsung oleh Kementan.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi