Selasa, 30/04/2024 - 01:29 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Begini Salah Satu Penampakan Pakaian Tradisional Era Ottoman Turki

ADVERTISEMENTS

JAKARTA – Masyarakat di era Turki Utsmani atau Ottoman, dibedakan oleh keragaman dan kemewahan pakaian tradisional yang di dalamnya tercermin identitas Ottoman.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Wanita saat itu memiliki berbagai jenis pakaian tradisional, termasuk kaftan dan celana panjang yang longgar. Begitu pun pria, yang memiliki kostum mereka sendiri yang membedakan antara pria istana dan penduduk desa secara umum. Ada pula pakaian khas petani kala itu, yang menggunakan bahan seperti sutra, beludru dan brokat.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Rakyat biasa di era Turki Utsmani juga memiliki pakaian khas yang menandakan ciri dan identitas mereka. Pakaian ini dikenakan dalam kehidupan sehari-hari, baik di jalan-jalan umum, tempat kerja, maupun acara-acara pertemuan. Bahkan, pakaian tersebut tidak ditinggalkan meski ada di negara lain.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Mengapa demikian? Karena bagi mereka pakaian tradisional itu merupakan bagian integral dari identitas. Pakaian tradisional juga menjadi cara tercepat untuk mengekspresikan budaya yang dimiliki oleh orang yang mengenakan pakaian itu. Sekaligus sebagai tanda terbaik untuk mengungkapkan perbedaan yang membedakan setiap kelompok dari yang lain.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Makanan yang Dihidangkan untuk Penghuni Neraka

Karena itu, pakaian seolah memberi tahu banyak orang tentang gagasan dari si pemakainya, karena merupakan bagian dari identitas, kekuasaan, dan sejarah. Pakaian juga mengungkapkan dasar hierarki sosial, dan indikasi kecocokan pemakainya dengan orang lain.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Baca juga: Ketika Sayyidina Hasan Ditolak Dimakamkan Dekat Sang Kakek Muhammad SAW

Pakaian juga sangat penting dalam menentukan identitas dan sejauh mana hubungannya dengan sejarah atau tanah kelahiran. Misalnya di negara-negara Arab, masing-masing negara menikmati pakaian tradisionalnya sendiri.

Suriah memiliki lusinan pakaian tradisional, termasuk hiasan kepala dan choker, yaitu burqa kecil yang menutupi kepala, kerudung, kain hitam, dan jubah hitam panjang.

Berita Lainnya:
Kisah Iblis Mengaku Tuhan kepada Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

Pria Suriah juga terkenal dengan kostum tradisional berupa kemeja dan rompi warna merah cerah dan hiasan kepala dari band atau shemakh, yang digantikan oleh fez merah selama era Kekaisaran Ottoman.

Terlepas dari hal tersebut, ada yang unik dari pakaian yang digunakan oleh para pemuda di era Kesultanan Turki Utsmani pada awal abad ke-19. Pakaian unik ini khusus digunakan pada saat musim panas.

Di musim panas, para pemuda kala itu menutupi bagian tubuhnya dari pusar hingga lutut dengan selendang tipis yang biasa digunakan di kepala. Gaya berpakaian seperti ini kemudian menjadi tren paling populer di kalangan pemuda selama musim panas.

 

Sumber: noonpost , turkpress 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi