Senin, 06/05/2024 - 06:53 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIPERTANIAN

Kementan Gandeng FAO Luncurkan Strategi Digitalisasi Pertanian

ADVERTISEMENTS

 YOGYAKARTA — Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) bekerja sama dengan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian meluncurkan ‘Strategi Nasional E-Agriculture’, di Yogyakarta, Selasa (28/2/2023). Strategi digitalisasi pertanian itu bertujuan memanfaatkan sumber daya data dan informasi di sektor pertanian untuk kepentingan petani kecil.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

“Sangat penting untuk dicatat, Kementerian Pertanian bekerja sama dengan FAO telah mempercepat pembangunan pertanian di negara ini. Saya mengapresiasi ‘Strategi Nasional E-Agriculture’ yang bertujuan memberikan fasilitasi instrumen yang sangat dibutuhkan kementerian untuk mempercepat pembangunan pertanian kita di hulu, ‘on farm’, dan pascapanen agar petani memperkuat posisinya industri pertanian,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Kasdi Soebagyono, Selasa.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Data luas lahan yang digarap, produktivitas, jalur pemasaran, diversifikasi harga komoditas konsumsi, dan keamanan pangan, kata Kasdi, merupakan beberapa contoh parameter data dalam produksi pertanian yang sangat dibutuhkan oleh pengambil kebijakan. Menurut dia, data yang komprehensif tersebut dapat mempercepat pengembangan early warning system (EWS) yang dapat mengurangi dampak bencana tertentu di suatu negara.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor Leste Rajendra Aryal menjelaskan dalam peta jalan ‘Strategi Nasional E-Pertanian’ disebutkan antara lain Indonesia pada 2027 akan memiliki basis data terintegrasi untuk lahan pertanian dan petani. Kemudian, menyediakan sistem peringatan dini digital untuk bencana yang mengancam produksi pertanian, dan menjalankan sistem untuk pengumpulan, ekstraksi, dan analisis data pertanian.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
IBC Rangkul BUMN Kembangkan New Energy Ecosystem di Sektor Strategis

“Salah satu pintu masuk utama transformasi sistem pertanian pangan di Indonesia adalah digitalisasi pertanian,” kata dia.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Digitalisasi, ujar Rajendra, akan menghasilkan data yang terpercaya dan platform bagi para pembuat keputusan untuk membuat kebijakan yang tepat sasaran. Menurut Rajendra, digitalisasi pertanian juga merupakan cara untuk menarik kaum muda untuk terlibat dalam bisnis pertanian.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

“Kita perlu mengumpulkan data real time untuk informasi yang lebih transparan untuk memudahkan petani mendapatkan akses yang lebih baik ke pasar,” kata dia.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“Digitalisasi adalah masa depan, dan masa depan sekarang adalah untuk memberdayakan perempuan, laki-laki, dan pemuda di bidang pertanian,” tambah Rajendra.

Ia melanjutkan, salah satu inti dari solusi digital di dalam ‘Strategi Nasional E-Agriculture’ adalah basis data yang andal untuk pengambilan keputusan. Hal itu dituangkan dalam sistem data collection platform (DCP) yang dapat menyusun data pertanian dari berbagai sumber dan sistem.

Berita Lainnya:
Pupuk Indonesia: Pupuk Subsidi Hanya Bisa Ditebus di Kios Resmi

“Begitu data tersedia, penerapan solusi elektronik lainnya relatif mudah diikuti dan diintegrasikan. Implementasi e-solution untuk setiap daerah akan dilakukan secara selektif berdasarkan kebutuhan daerah, ketersediaan infrastruktur, dan kearifan lokal,” tutur Rajendra.

Kementerian Pertanian dan FAO bersama Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada (UGM) membuat DCP berbasis web dan mobile yang dapat merekam data secara real time. Data yang telah dikumpulkan dan disusun oleh DCP di lapangan, menurut Radjendra, menghubungkan data ‘real time’ dengan Agriculture War Room (AWR) Kementan di Jakarta.

Penyuluh Pertanian di Desa Margoluwih, Yogyakarta, dan petani kopi di Desa Pupuan, Bali, telah menjadi bagian dari proyek percontohan untuk DCP. Kementerian Pertanian telah memperluas percontohan ke Subang di Jawa Barat pada Januari 2023.

Sementara itu, FAO juga menginisasi pekerjaan eksperimental dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk mengembangkan basis data untuk menghitung total luas lahan pertanian dan hasil panen yang sedang berlangsung. Kerja sama ini selanjutnya bertujuan untuk mengintegrasikan data satelit BRIN dengan data di lapangan yang terekam di DCP.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi