Rabu, 01/05/2024 - 08:52 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

UNICEF: Sedikitnya 501 Anak Tewas Sejak Perang di Ukraina

ADVERTISEMENTS

Ibu dari penulis anak-anak Ukraina Volodymyr Vakulenko memegang fotonya saat dia berduka di dekat makamnya selama upacara pemakaman di Kharkiv, Ukraina, Selasa, 6 Desember 2022. Vakulenko dibunuh oleh pasukan Rusia selama pendudukan Rusia di Izium di wilayah Kharkiv .

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

PBB – Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengupayakan kesejahteraan dan bantuan bagi anak-anak (UNICEF) menyatakan lebih dari 500 anak tewas di Ukraina sejak Rusia melancarkan agresi terhadap negara itu.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
Berita Lainnya:
Ukraina: Tuntutan Rusia Serahkan Pelaku Serangan Teror Hanya Angin Lalu
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

”Ini adalah sejarah tragis lainnya bagi anak-anak dan keluarga Ukraina. Sejak eskalasi perang pada Februari 2022, sedikitnya 501 anak telah terbunuh,” kata Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell di Twitter, Senin (3/4/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Dia mengatakan bahwa angka kematian anak sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi daripada angka yang diverifikasi oleh UNICEF.

ADVERTISEMENTS

Russell juga mengatakan bahwa hampir 1.000 anak telah terluka, mengalami luka dan bekas luka–baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat–yang dapat berlangsung seumur hidup.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Hamas Siap Terima Solusi Dua Negara dan Gantung Senjata

 

”Di balik setiap angka ada keluarga yang tercabik-cabik dan berubah selamanya. Ini menyayat hati,” kata dia.

”Pada akhirnya, anak-anak dan keluarga membutuhkan kedamaian, (tetapi) hal itu datang terlalu lambat,” tutur Russell, menambahkan.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi