Selasa, 30/04/2024 - 08:19 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Bolehkah Bersuci Menggunakan Air di Wadah Besi yang  Panas Karena Sinar Terik Matahari?

ADVERTISEMENTS

Bolehkah Bersuci Menggunakan Air di Wadah Besi yang  Panas Karena Sinar Terik Matahari?. Foto: Ilustrasi Berwudhu

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA –Bersuci (thaharah) menjadi wajib bagi seorang yang akan melaksanakan sholat. Sebab salah satu syarat sah sholat adalah sucinya badan dari hadats kecil maupun besar. Karena itu kuncinya sholat adalah dengan bersuci. Dan salah satu alat bersuci adalah dengan menggunakan air. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Tetapi bolehkah bersuci dengan menggunakan air yang terdapat di wadah besi seperti toples besi atau kaleng dan sebagainya, yang air dalam wadah tersebut panas karena tersinari panas terik matahari? 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Dalam kitab Fathul Qorib karya syekh Al Imam Abi Abdillah Muhammad bin Qosim Al Ghozi atau Ibnu Qosim Al Ghozi terdapat pembahasan tentang empat kategori air. Salah satunya adalah air yang suci dan mensucikan namun makruh hukumnya menggunakannya untuk badan tetapi tidak makruh bila menggunakannya untuk mensucikan pakaian. 

ADVERTISEMENTS

Apa itu? yakni air Musyammas. Yaitu air yang panas tersinari terik matahari dengan menggunakan wadah kecuali emas dan perak seperti wadah besi dan baja. Material air ini suci dan bisa digunakan untuk menghilangkan hadats atau najis tetapi dihukumi makruh menggunakannya untuk tubuh. Seperti untuk berwudhu dan mandi. Tetapi boleh digunakan untuk keperluan seperti mencuci pakaian. 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Arnaut Danjuma Pesepak Bola Asal Belanda yang Berlimpah Prestasi

 

Menurut pandangan syara’, air yang panas karena terkena sinar  matahari di tempat selain yang terbuat dari emas dan perak, maka hukumnya makruh. Namun apabila air yang panas tersebut menjadi dingin kembali, maka hukumnya kembali tidak makruh. Kendati demikian Imam Nawawi berpendirian bahwa air tersebut (air yang kembali dingin tersebut) hukumnya muthlaq tidak makruh, tetapi justru makruh bila memakai air yang sangat panas atau sangat dingin sekali.

Maka dari itu makruh berwudhu atau mandi dengan air yang berada di wadah besi atau kaleng yang panas karena kena sinar terik matahari. Ulama berpendapat air Musyamas tidak sehat bila terkena kulit tubuh manusia. 

Berita Lainnya:
Istri Shalehah Jadi Sarana Menuju Kebaikan Akhirat

الثاني (طاهر مطهر مكروه استعماله) في البدن لا في الثوب(وهو الماء المشمس) أي المسخن بتأثير الشمس فيه، وإنما يكره شرعاً بقطر حار في إناء منطبع، إلا إناء النقد لصفاء جوهرهما، وإذا برد زالت الكراهة، واختار النووي عدم العدم كراهة مطلقاً، ويكره أيضاً شديد السخونة والبرودة

Yang kedua (dari empat kategori air)  adalah air suci yang mensucikan, tapi makruh memakainya di badan, tidak makruh untuk mensucikan pakaian. Yaitu adalah air Musyammas, air yang dipanaskan di bawah terik matahari. Menurut pandangan syara’, air yang dipanaskan dengan sinar matahari di tempat selain yang terbuat dari emas dan perak, maka hukumnya makruh. Selanjutnya apabila air yang panas tersebut menjadi dingin kembali, maka hukumnya kembali tidak makruh. Imam Nawawi berpendirian, bahwa air tersebut hukumnya muthlaq tidak makruh, tetapi justru makruh bila memakai air yang sangat panas atau sangat dingin sekali.

 

 

 

Dari daftar di bawah ini, mana nih Hape favorit Kamu?

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi