4. Catat, Jangan Ngobrol Atau Jualan
Tujuan dalam mengaji adalah mengamalkan ilmu yang diketahui dan berusaha sekuat tenaga agar ilmu yang dimiliki bisa diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai itu salah satu caranya adalah dengan mencatat pembahasan yang sedang dikaji. Ilmu itu dengan mencatat, bukan malah ngobrol di saat pengajian berjalan, atau yang lebih parah berjualan saat pengajian. Bahkan ada yang menyantap makanan karena bersembunyi di balik hijab. Tinggalkan semua perkara ini wahai muslimah yang mengaji!
5. Sibukkan diri Dengan Ilmu Bukan Media Sosial
Saudariku muslimah, ketika kita sudah mengaji maka sibukkanlah diri ini terus dengan belajar dan menuntut ilmu. Jangan engkau sibukkan dirimu dengan mengikuti berita di media sosial yang kadang benar dan terkadang salah.
Umar bin Khatthab berkata: “Belajarlah sebelum engkau diangkat menjadi seorang pemimpin”. Imam al-Bukhari menimpali: “Dan setelah jadi pemimpin tetap belajar”.
Hasan al-Bashri mengatakan: “Belajar hadits di waktu kecil bagaikan mengukir di atas batu”.
Maksudnya belajarlah tatkala kalian masih kecil dan muda, sebelum engkau menjadi seorang imam.
6. Pilih Guru Yang Baik Agama Dan Manhajnya
Maksudnya, jangan sembarangan memilih guru dalam belajar. Pilih guru yang mempunyai ilmu kuat. Jangan memilih ustadz yang lelaki bila ustadzah wanita masih ada. Jangan pula belajar kepada ustadz yang masih muda bila ustadz yang tua dan ahli masih ada. Demi menjaga diri dari fitnah yang bisa muncul. Karena sekarang kita hidup di zaman yang penuh fitnah, maka berhati-hatilah dalam mengambil ilmu.
Imam asy-Syathibi berkata, “Walhasil, hendaklah seseorang tidak mengikuti ulama kecuali kepada orang yang terpercaya menurut kaca mata syari. Yang selalu menegakan hujjah, paling paham dengan hukum syari secara umum maupun terperinci. Maka acapkali yang diikuti tidak sesuai dengan syari dalam sebagian masalah, maka janganlah dijadikan hakim dan
jangan ditiru kesalahannya yang menyelisihi syariat”.
Sumber: Republika