Jumat, 17/05/2024 - 13:07 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Warga Sekitar Berharap Proyek Bukit Algoritma Segera Dilanjutkan

SUKABUMI — Rencana pembangunan Bukit Algoritma di Kabupaten Sukabumi sempat membuat warga di sekitar lokasi menyambut dengan suka cita. Sebab mereka yakin keberadaan Bukit Algoritma akan menggerakan perekonomian warga, minimal banyak warga yang bekerja di sana.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Namun dua tahun berselang, pembangunan belum ada kejelasan. Dari pantauan Republika.co.id pada Rabu (17/5/2023), di lokasi groundbreaking Bukit Algoritma pada 9 Juni 2021, hingga saat ini belum ada tanda-tanda pembangunan fisik. Suasana di lokasi malah sepi dan hanya terlihat beberapa pekerja memotong rumput serta membersihkan lahan di kawasan tersebut.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Padahal, pada saat groundbreaking pembangunan Bukit Algoritma dua tahun lalu terlihat banyak orang yang hadir. Rencananya, pengembangan industri dan teknologi 4.0 serta sumber daya manusia, seperti Silicon Valley di Amerika Serikat tersebut berlokasi di Kecamatan Cibadak dan Cikidang, Kabupaten Sukabumi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS

Baca: Budiman Sebut Korupsi PT AMKA Bukan Penyebab Mangkraknya Bukit Algoritma

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Sesuai rencana, Bukit Algoritma dibangun di lahan seluas 888 hektare, yang mencakup tiga desa di Kecamatan Cikidang, yakni Cicareuh, Pangkalan, dan Tamansari. Selain itu, Desa Neglasari di Kecamatan Cibadak juga masuk rencana kawasan Bukit Algoritma.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Survei Indikator: Mayoritas Masyarakat Percaya Putusan MK Adil, Kecuali Etnis Minang

“Warga berharap rencana pembangunan Bukit Algoritma ini dilanjutkan,” ujar  seorang warga Desa Tamansari, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Eneng (35 tahun) yang rumahnya berada di sekitar lokasi acara peletakan batu pertama pembangunan Bukit Algoritma saat ditemui Republika.co.id, Rabu.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Dia meyakini, jika proyek tersebut berjalan maka bisa mendorong pertumbuhan ekonomi warga sekitar. Bahkan, Eneng menceritakan, pada dua tahun lalu, jalan yang ke mengarah perkampungan warga diperbaiki ketika dilakukan groundbreaking. Apalagi nanti ketika proyek benar-benar dimulai pasti banyak perubahan sarana infrastruktur di kampungnya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Selain itu, Eneng menilai, jika benar-benar terwujud maka keberadaan Bukit Algoritma bisa menyerap tenaga kerja warga sekitar. Saat ini, kawasan di dekat Bukit Algoritma memang masih sepi akibat terdampak pandemi Covid-19. Padahal, sambung dia, kawasan tersebut sebelumnya kerap ramai dikunjungi wisatawan yang ingin merasakan nuansa alam serba hijau.

ADVERTISEMENTS

Baca: Dua Tahun Bukit Algoritma di Sukabumi, Kades: Belum Ada Kejelasan

ADVERTISEMENTS

Jika Bukit Algoritma beroperasi, kata Enang, warga bisa membangun lokasi usaha, seperti warung dan akses ke desa lebih mudah. “Namun, sampai saat warga belum melihat ada pembangunan,” ucap Eneng menekankan. Ke depan, ia berharap, investor yang akan membangun kawasan tersebut bisa segera merealisasikan janjinya.

Berita Lainnya:
Pengakuan UNESCO Momentum Pemerintah Kelola Naskah Kuno

Pendapat senada disampaikan Kepala Desa Tamansari, Kecamatan Cikidang, Muhtar, yang menjadi lokasi utama pembangunan Bukit Algoritma. Karena sudah dua tahun berlalu, ia merasa tidak terlalu ingat dengan proyek monumental itu. “Maaf saya juga tidak hapal mengenai pembangunan Algoritma mah,” ucapnya singkat.

Ketidakjelasan mengenai pembangunan Bukit Algoritma pun sebelumnya disampaikan Kepala Desa Pangakalan, Kecamatan Cikidang, Usep Saepulrohman. “Terkait Bukit Algoritma belum ada informasi lagi masih ngambang, sepertinya belum ada kejelasan lagi,” ujar Usep.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi