Jumat, 26/04/2024 - 07:14 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Ini Pihak yang Diuntungkan Jika Hubungan Jokowi-Megawati Memburuk Menurut Pengamat

ADVERTISEMENTS

JAKARTA–Hubungan antara Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) diberitakan The Strait Times sedang memburuk. Artikelnya tersebut dipublikasikan pada Kamis (1/6/2023).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Pengamat politik Dedi Kurnia Syah menilai situasi memburuknya hubungan Jokowi dan Megawati ini dikarenakan gencarnya Jokowi dalam menguasai peta pengusungan capres dan cawapres dari PDIP. Menurutnya, situasi tersebut membuat Megawati tidak nyaman.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Situasi jelas membuat Megawati tidak nyaman, karena sepanjang ia memimpin PDIP tidak ada seorangpun yang mendikte sebagaimana Jokowi saat ini. Sebab ini pula yang membuat Jokowi secara terang mengakomodir dukungan relawannya ke Prabowo Subianto,” kata Dedi dalam keterangannya kepada Republika.co.id, Senin (5/6/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Hal ini pun kata Dedy, akan banyak berpengaruh terhadap konstelasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Khususnya koalisi yang mengarah pada tokoh yang didukung Jokowi yakni PDIP dan Ganjar Pranowo.

ADVERTISEMENTS

“Pilihannya, jika Megawati cukup kuat, maka Jokowi bisa diabaikan, bahkan Jokowi potensial ditinggalkan oleh elite partai. Tetapi, jika Jokowi yang cukup kuat, PDIP bisa kehilangan momentum,” ujar Dedi.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Besok Hari Terakhir, Layanan Kantor Imigrasi Tutup Selama Libur dan Cuti Lebaran 2024

Dedi menyampaikan beberapa kemungkinan jika terjadi peperangan pengaruh antara Jokowi dan Megawati. Salah satunya gagalnya Ganjar diusung PDIP maupun disandingkan dengan Prabowo. Sebab, kata Dedi, jika Jokowi terbukti tidak loyal pada partai, maka ada kemungkinan Megawati menurungkan niat mengusung Ganjar dan mengusung Puan Maharani demi keselamatan partai.

Lantas, Dedi menyebut pihak yang paling diuntungkan dengan memburuknya hubungan Jokowi dan Megawati ini adalah Prabowo. “Situasi memburuknya hubungan Jokowi dan Megawati akan untungkan Prabowo, tentu saja karena Jokowi tidak punya pilihan lain dalam pengerahan dukungan selain ke Prabowo,” ujarnya.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) ini melanjutkan, bisa juga peluang dimunculkan poros keempat untuk memecah suara di Pilpres. “Jika situasi bisa berubah, masih mungkin di akhir nanti akan muncul pasangan Airlangga-Zulhas, dan Jokowi ada di baliknya,” ujarnya.

Hubungan antara dua pemimpin paling berpengaruh di PDIP memburuk, demikian keterangan sumber the Strait Times dalam artikelnya yang dipublikasikan pada Kamis (1/6/2023). Dengan kurang dari setahun sebelum pemilihan umum pada 14 Februari 2023, hubungan antara Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang juga kader atau petugas partai telah memburuk.

Berita Lainnya:
Jangan Ngarep, Gerindra Ungkap Ganjar-Anies Tak Pernah Ditawari Bergabung di Kabinet Prabowo-Gibran

Pemicunya adalah pemilihan pasangan capres dan calon wakil presiden (cawapres). Di tengah ketegangan pemilihan cawapres untuk capres Ganjar Pranowo, ternyata hubungan Megawati dan Jokowi tidak berjalan baik. Pemicunya adalah deklarasi Ganjar sebagai capres di Istana Batutulis, Kota Bogor pada 21 April 2023.

Menurut seorang politikus senior PDIP, Megawati disebut tidak melibatkan Jokowi sama sekali dalam pemilihan Ganjar. Bahkan, RI 1 dilaporkan sangat terkejut dengan deklarasi yang terasa mendadak pada 21 April 2023 atau sehari menjelang Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriyah.

Selain itu, Jokowi semakin kesal lantaran usulannya terkait cawapres diabaikan Megawati. Jokowi merekomendasikan dua pembantunya untuk menjadi pendamping Ganjar. Keduanya adalah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi