Jumat, 26/04/2024 - 12:41 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

Putin dan Pangeran MBS Puji Kerja Sama Rusia-Saudi di OPEC+

ADVERTISEMENTS

Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) berbincang dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin dan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) melakukan percakapan via telepon, Rabu (7/6/2023). Mereka membahas kerja sama bilateral, terutama di bidang energi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Topik memastikan stabilitas di pasar energi dunia dibahas secara terperinci,” kata Kremlin dalam sebuah pernyataan yang dirilis di akun Telegram-nya.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Putin dan Pangeran MBS sama-sama mengapresiasi kerja sama Rusia-Arab Saudi di OPEC+. “Kedua belah pihak memuji kerja sama dalam kerangka OPEC+ yang memungkinkan penerapan langkah-langkah yang tepat waktu dan efektif untuk memastikan keseimbangan antara pasokan dan permintaan minyak,” ungkap Kremlin.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Dibuat dengan AI, Film Biografi Vladimir Putin Bakal Tayang di 35 Negara

Pernyataan yang dirilis Kremlin mencatat pentingnya kesepakatan yang dicapai OPEC+ dalam pertemuan pekan ini, di mana Saudi akan melakukan pemotongan besar-besaran dalam produksi minyaknya pada Juli di atas kesepakatan OPEC+. Pada Ahad (4/6/2023) pekan lalu, selain meningkatkan pemangkasan sebesar 3,66 juta barel per hari (bph), OPEC+ sepakat mengurangi target produksi keseluruhan dari Januari 2024 sebesar 1,4 juta bph lebih lanjut menjadi output gabungan sebesar 40,46 juta bph.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

 

Namun, perubahan tersebut mencakup penurunan target untuk Rusia, Nigeria, dan Angola hanya untuk menyesuaikannya dengan tingkat produksi saat ini. Pada Oktober 2022, OPEC+ memutuskan untuk memangkas produksi minyak hingga 2 juta bph setelah mereka melangsungkan pertemuan di Wina, Austria.

Berita Lainnya:
Presiden Ekuador Sebut Serbuan ke Kedubes Meksiko Demi Keamanan Nasional

Jumlah tersebut setara dengan dua persen dari pasokan global. Keputusan pemangkasan produksi diambil dengan pertimbangan untuk menanggapi kenaikan suku bunga di Barat dan ekonomi global yang lebih lemah.

Amerika Serikat (AS) menjadi negara paling vokal yang mengkritik keputusan pemangkasan produksi minyak OPEC+. AS menuding OPEC+ “bersekutu” dengan Rusia terkait pemangkasan produksi minya. Saudi pun menjadi sasaran kegusaran Washington.

Setelah OPEC+ memutuskan memangkas produksi minyaknya, Presiden AS Joe Biden sempat mengumumkan akan meninjau kembali hubungan dengan Saudi. Biden merasa, hubungan bilateral kedua negara perlu dikalibrasi ulang untuk melayani AS lebih baik.

sumber : Reuters

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi