Kamis, 09/05/2024 - 01:15 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Mempertanyakan Ideologi PSI: Kini Dukung Kaesang, Padahal Dulu Sangat Anti Politik Dinasti

ADVERTISEMENTS

oleh Fauziah Mursid, M Noor Alfian Choir, Dessy Suciati Saputri

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Konsistensi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tentang sikapnya terhadap politik dinasti disorot usai mendukung Kaesang Pangarep maju di Pemilihan Wali Kota Depok (Pilwakot) 2024. Hal ini karena jika Kaesang serius maju Pilwakot Depok maka putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu akan mengikuti jejak ayahnya, kakaknya Gibran Rakabuming Raka hingga kakak iparnya Bobby Nasution ke politik.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Padahal, saat awal pendiriannya, PSI begitu keras dan tegas melawan politik dinasti karena dinilai sendi-sendi demokrasi.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menyebut PSI saat ini sudah kehilangan arah serta identitas dari sejak pendiriannya. Menurutnya, saat ini PSI juga sudah tidak memiliki ideologi politik pembaruan.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Warga Rela Tunggu One Way untuk Libur Lebaran di Puncak Bogor

“Pasca Grace Natalie dan Raja Juli tidak lagi di struktur harian, PSI sudah tidak lagi miliki ideologi politik pembaruan sebagaimana yang diusung sejak awal, itulah sebab PSI lebih seperti partai tanpa nahkoda, tak punya arah dan hanya kejar popularitas,” ujar Dedi dalam keterangannya, Kamis (15/6/2023).

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Dedi mengatakan, meski tergolong partai baru, PSI justru kian tertinggal. Karena itu, berbagai upaya dilakukan salah satunya dengan menggantungkan popularitasnya dengan menempel tokoh populer seperti Jokowi atau Kaesang.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Dia menilai, PSI hanya melihat peluang elektoral dari sentimen ketenaran Kaesang, yang berimbas melupakan cita-cita politik yang pernah diusung PSI.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh
Berita Lainnya:
Hamas Tiba di Kairo, Disambut Ancaman AS yang Minta Qatar Usir Hamas Jika Tolak Proposal Israel

“Kaesang hanya dijadikan lelucon politik, dan bisa saja akan berhasil tingkatkan popularitas PSI karena pemilih hari ini juga kian tidak percaya pada partai,” ujarnya.

Dampak buruknya, kata Dedi, alih-alih dianggap partai muda yang mengusung semangat baru, justru dianggap partai kolonial.

“Pemikirannya jauh mundur ke belakang, karena hanya andalkan dukungan penguasa, cara ‘menjilat’ PSI ini akan berumur pendek, bisa saja 2024 akan jadi pemilu terakhir bagi PSI, terlebih jika kekuasaan ke depan berganti kelompok,” kata Dedi.

 

 

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi