Sabtu, 04/05/2024 - 17:04 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

Indonesia Berpeluang Penuhi Kebutuhan Minyak Nabati Dunia pada 2050

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Produk sawit Indonesia dinilai memiliki peluang untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan minyak nabati dunia yang diperkirakan mencapai 307,9 juta ton pada 2050. Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Kementerian Perdagangan Farid Amir mengatakan, saat ini Indonesia telah berkontribusi 22 persen dari total produksi minyak nabati dunia dan 60 persen lebih dari produksi minyak sawit dunia.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

“Indonesia harus bangga menjadi produsen terbesar dengan total produksi 46,88 juta ton pada 2021, dari produksi minyak sawit dunia mencapai 75,5 juta ton,” ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (16/6/2023).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Menurut dia, beragam keunggulan minyak sawit harus dimaksimalkan pengembangannya agar semakin kompetitif dibandingkan minyak nabati nonsawit.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Tingginya produksi sawit, dia melanjutkan, memperkuat dukungan terhadap kinerja ekspor nonmigas Indonesia yang mana pada 2022 senilai 275,96 miliar dolar AS dengan kontribusi CPO dan produk turunannya sebesar 15 persen atau senilai 41,32 miliar dolar AS.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Dari catatan Kemendag RI, tren peningkatan nilai ekspor CPO dan produk turunannya selama lima tahun terakhir adalah sebesar 20 persen. Sementara, nilai ekspor CPO dan produk turunan Indonesia sebesar 41,32 miliar dolar AS pada 2022 dan volume ekspor berjumlah 35,52 juta ton.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Pertamina Jamin Kebutuhan BBM Saat World Water Forum di Bali Terpenuhi

Meski demikian, Farid mengakui ekspor sawit Indonesia menghadapi tantangan dan hambatan berat di negara tujuan ekspor salah satunya saat ini, yakni di Uni Eropa dengan hadirnya Undang-Undang Uni Eropa tentang Deforestasi atau EUDR

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Fadhil Hasan mengatakan EUDR menjadi regulasi yang membuat perubahan signifikan perdagangan ekspor sawit Indonesia di Uni Eropa setelah sebelumnya ada hambatan melalui RED II yang menghambat konsumsi sawit untuk sektor biofuel.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“Tetapi, dengan adanya EUDR ini, bukan hanya sektor energi yang dihambat, melainkan juga sektor pangan. Jadi, EUDR ini sangat luas dampaknya kepada sektor food, energi, dan industri,” katanya.

Sebelum EUDR diberlakukan, tambahnya, ekspor dari Indonesia dan Malaysia turun signifikan ke Uni Eropa semenjak 2017. Indonesia pernah mengekspor produk sawit 5,5 juta ton, namun turun menjadi 3,7 juta ton pada 2022 padahal, konsumsi minyak nabati di Uni Eropa tumbuh 4,3 persen.

Berita Lainnya:
Jokowi Soroti Kerugian Rp 180 Triliun karena WNI Berobat ke Luar Negeri

“Ini terjadi setelah adanya hambatan kepada sawit. Restriksi perdagangan terjadi akibat adanya persaingan dengan minyak nabati lain,” ujarnya

Terkait hal itu, menurut Kepala Divisi UKMK Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Helmi Muhansyah, sebagai antisipasi hambatan dagang terhadap produk kelapa sawit, pemerintah telah meningkatkan konsumsi sawit di dalam negeri melalui serangkaian kebijakan seperti biodiesel dan produk minyak merah.

Menurut dia, BPDPKS berupaya memberikan dampak bagi peningkatan kesejahteraan rakyat salah satunya melalui pemberdayaan kemitraan Usaha Kecil, Menengah, dan Koperasi (UKMK). “Kami melakukan promosi untuk meningkatkan imej produk kelapa sawit dan memperluas pasar kelapa sawit,” katanya dalam kegiatan “Promosi Sawit Sehat” yang digelar BPDPKS .

Selain itu, kata dia, program riset sawit yang dibiayai BPDPKS juga diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pelaku UKMK.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi