Sabtu, 18/05/2024 - 08:41 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Pengobatan Ala Nabi untuk Penderita Penyakit Jantung

JAKARTA — Pengobatan ala nabi merujuk pada praktik pengobatan yang didasarkan pada tradisi dan metode yang digunakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam mengobati penyakit dan menjaga kesehatan. Ini mencakup penggunaan tumbuhan obat alami dan pengobatan lainnya yang terdokumentasi dalam hadis dan sunnah Nabi.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Pengobatan ala nabi mendasarkan diri pada prinsip-prinsip sunnah Nabi Muhammad SAW dalam menjaga kesehatan dan penyembuhan. Ini termasuk penggunaan beberapa tumbuhan obat alami yang dianjurkan oleh Nabi.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Banyak sekali hadits yang menceritakan tentang pengobatan dari Nabi Muhamad SAW. Di antara hadits tersebut, Nabi memberikan rekomendasi obat dari pelbagai jenis tumbuhan, hewan, madu, bekam, kay dan lainnya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS

Nabi juga selalu menggunakan obat-obatan sesuai takarannya, dosisnya, dan paling utama adalah mengidentifikasi penyakit serta penyebabnya. Bahkan, dalam sebuah hadits nabi diceritakan pernah memberikan ramuan kepada sahabat yang menderita penyakit jantung.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Seorang sahabat, Sa’ad menceritakan bahwa pada suatu hari dirinya menderita sakit, kemudian Rasulullah SAW menjenguknya. Lalu, beliau meletakkan tangannya di tengah dadanya, sampai-sampai jantung Sa’ad merasakan sejuknya tangan beliau.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Pasangan Pasien Stroke Lebih Berisiko Alami Depresi

Kemudian Nabi bersabda,’‘Kamu menderita penyakit jantung. Temuilah Al-Harits bin Kaladah dari Bani Tsaqif, karena sesungguhnya dia adalah seorang tabib (dokter). Dan hendaknya dia (Al-Harits bin Kaladah) mengambil tujuh buah kurma ‘ajwah, kemudian ditumbuk beserta biji-bijinya, kemudian meminumkanmu dengannya.” (HR Abu Daud).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Dalam bukunya yang berjudul Islam & Teknologi, Ustadz Ahmad Sarwat menjelaskan, dalam hadits tersebut Rasulullah mengetahui ramuan obat apa yang sebaiknya diminum oleh penderta penyakit jantung.

ADVERTISEMENTS

Namun, Nabi Muhammad tetap meminta Sa’ad untuk menemui seorang dokter bernama Al-Harits bin Kaladah. Hal ini karena Rasulullah hanya mengetahui ramuan obat secara umum saja. Sementara, Al-Harits dianggap mengetahui lebih detail terkait komposisi, cara meracik, kombinasi dan indikasinya.

ADVERTISEMENTS

Menurut Ustadz Sarwat, pengobatan ala Nabi SAW itu juga tidak seperti kisah Nabi Isa alaihissalam dalam mengobati orang sakit. Karena, Nabi Isa hanya dengan mengusap orang sakit langsung sembuh, bahkan yang mati pun bisa hidup lagi. Sebagaimana dikatakan dalam Alquran:

Berita Lainnya:
Kisah Perang Paling Berbahaya yang Dialami Umat Muslim Tepat di Bulan Syawal

“Dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah”. (QS Ali Imran: 49)

Ustaz Sarwat mengatakan, proses penyembuhan yang dilakukan oleh Nabi Isa itu memang semata-mata mukjizat kenabian. Karena itu, boleh jadi Nabi Isa sama sekali tidak tahu teknis sesungguhnya dalam urusan pengobatan. Sedangkan pengobatan ala Rasulullah ini, menurut dia, 100 persen murni ilmu pengetahuan, bukan mukjizat.

Namun, penting untuk dicatat bahwa pengobatan ala nabi ini tidak menggantikan pengobatan medis modern yang didasarkan pada penelitian ilmiah. Pengobatan ala nabi dapat digunakan sebagai pendekatan tambahan atau komplementer dalam menjaga kesehatan dan menyembuhkan penyakit, termasuk penyakit jantung.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi