Jumat, 14/06/2024 - 07:40 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Australia Negara Pertama yang Bisa Resepkan Ekstasi untuk Penderita PTSD

SYDNEY — Australia kini negara pertama yang mengizinkan psikiater meresepkan zat psikedelik tertentu pada pasien depresi atau post-traumatic stress disorder (PTSD). Mulai Sabtu (1/7/2023) dokter Australia dapat meresepkan MDMA atau juga yang dikenal ekstasi untuk penderita PTSD.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Dilantiknya Daddi Peryoga sebagai Kepala OJK Provinsi Aceh

Sementara psilocybin, zat psikoaktif di jamur psikedelik dapat diberikan ke orang yang mengalami depresi parah. Australia memasukan dua zat tersebut ke dalam daftar yang diizinkan Administrasi Barang Terapeutik.

ADVERTISEMENTS
Menuju Haji Mabrur dengan Tabungan Sahara Bank Aceh Syariah

Ilmuwan Australia terkejut dengan langkah yang diumumkan bulan Februari tapi baru berlaku 1 Juli. Salah satu ilmuwan mengatakan langkah ini membawa Australia “di garis depan penelitian bidang ini.”

ADVERTISEMENTS
Selamat Menunaikan Ibadah Haji bagi Para Calon Jamaah Haji Provinsi Aceh

Deputi direktur Neuromedicines Discovery Centre di  Monash Institute of Pharmaceutical Sciences, Chris Langmead mengatakan hanya sedikit kemajuan dalam pengobatan kesehatan mental yang persisten dalm 50 tahun terakhir. Penerimaan terhadap obat-obatan psikedelik semakin menjamur.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses kepada Pemerintah Aceh
ADVERTISEMENTS
ActionLink Hadir Lebih dekat dengan Anda

Dua negara bagian di Amerika Serikat (AS) sudah mengizinkan penggunaan psikedelik. Oregon negara bagian pertama yang melegalkan psilocybin bagi pasien dewasa. Colorado mendekriminalisasi psilocybin pada tahun 2022.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni 2024
Berita Lainnya:
Banjir di Brasil Tewaskan 150 Orang, 112 Orang Masih Hilang

Pekan lalu adik bungsu Joe Biden, Frank Biden mengatakan presiden AS itu sangat “terbuka pikirannya” dalam manfaat psikedelik sebagai obat-obatan. Pada tahun 2018 lalu Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan AS (FDA) menetapkan psilocybin sebagai obat “terapi terobosan.”

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses atas Pelantikan Pejabat di Pemerintah Aceh

Label ini dirancang untuk mempercepat pengembangan dan peninjauan obat-obatan untuk kondisi serius. Peneliti psikedelik mendapat banyak hibah dari pemerintah faderal termasuk universitas Johns Hopkins.

ADVERTISEMENTS
Selamat dan Sukses kepada Pemerintah Aceh atas Capai WTP BPK

Bulan lalu FDA merilis rancangan pedoman bagi peneliti yang merancang uji coba klinis obat-obatan psikedelik sebagai obat-obatan potensial untuk berbagai masalah kesehatan. Asosiasi Psikiatri Amerika belum mendukung psikedelik untuk pengobatan. Sebab FDA belum memberikan keputusan akhir.

ADVERTISEMENTS

Pakar medis di AS dan seluruh dunia termasuk Australia memperingatkan masih butuh lebih banyak penelitian mengenai efisiensi obat-obatan psikedelik serta resikonya. Karena dapat menyebabkan halusinasi.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Tak Cuma Penangkapan Netanyahu, Mahkamah Internasional Tambah Perintah Lain untuk Israel 
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Bayar Jalan tol dengan Pencard

“Terdapat kekhawatiran masih belum cukup bukti dan bergerak ke layanan klinis masih terlalu dini, klinik yang tidak kompeten atau perlengkapan buruk dapat membanjir, pengobatan menjadi tidak terjangkau bagi kebanyakan orang, pengawasan pelatihan formal, pengobatan dan hasilnya bagi pasien akan minimal atau kurang informasi,” kata kepala Laboratorium Klinis Psikedelik Monash University Dr. Paul Liknaitzky.

Selain itu, obat-obatan tersebut akan mahal di Australia, sekitar 10.000 dolar Australia atau  sekitar 6.600 dolar AS per pasien. Litnaitzky mengatakan kesempatan warga Australia mengakses obat-obatan untuk kondisi spesifik itu unik.

“Terdapat kegairahan mengenai kemajuan kebijakan obat-obatan, mengenai prospek menawarkan pengobatan yang lebih cocok bagi pasien dan lebih sesuai tanpa dibatasi oleh uji klinis dan protokol yang kaku,” kata Liknaitzky.

sumber : AP

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ كَالَّذِي يُنفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۖ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا ۖ لَّا يَقْدِرُونَ عَلَىٰ شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُوا ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ البقرة [264] Listen
O you who have believed, do not invalidate your charities with reminders or injury as does one who spends his wealth [only] to be seen by the people and does not believe in Allah and the Last Day. His example is like that of a [large] smooth stone upon which is dust and is hit by a downpour that leaves it bare. They are unable [to keep] anything of what they have earned. And Allah does not guide the disbelieving people. Al-Baqarah ( The Cow ) [264] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi