Jumat, 03/05/2024 - 01:08 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

Serangan Jenin Usai, Warga Palestina Alami Trauma  Kronis

ADVERTISEMENTS

JENIN – Setiap pagi, Fatima Salahat (54), ibu dari empat anak, bangun pukul 07.00. Lalu, ia keluar kamar dan melenggang ke dapur di rumahnya, kamp pengungsi Jenin, Tepi Barat. Bersama suaminya, Zeid, ia mengawali harinya dengan mendengarkan lagu favorit bersama. 

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Yakni, lagu yang dinyanyikan ikon musik Lebanon, Fairuz. Selalu lagu yang sama, diputar berulang kali. ‘’The Way of Our Love, itu lagi favoritnya,’’ kata Zeid seorang paramedis yang kini berusia 56 tahun, seperti diberitakan Aljazirah, Senin (10/7/2023). 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Namun sekarang, ia menyatakan telah kehilangan momen bahagia itu bersama istrinya. Sebab, saat ini Fatima tergolek di ranjang rumah sakit. Dokter di rumah sakita mengatakan, ia hampir tak bisa bicara atau berjalan setelah mengalami serangan panik.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Media Iran Laporkan Terjadi Ledakan di Bandara Isfahan
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Kepanikan dialami Fatima saat pasukan Israel menyerang Jenin pada 3 Juli lalu. Serangan terdahsyat ke kamp itu dalam kurun 20 tahun. Lebih dari 1.000 tentara Israel dikerahkan, roket dan drone menyerang rumah dan infrastruktur publik. 

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Pada hari kedua serangan, Fatima mulai menunjukkan gejala serangan panik. Ia menjadi cepat marah, gugup, dan secara konstan dalam keadaan hyperalert hingga ia mencapai titik puncaknya, kemudian dilarikan ke rumah sakit umum di Jenin. 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Setelah serangan berakhir, warga Jenin bukan hanya mendapati puing-puing rumah mereka yang hancur, tetapi juga mengalami timbunan emosi setiap serangan Israel terjadi. Trauma yang berlapis-lapis, terus menumpuk. 

“Di Barat, mereka menyebutnya post-traumatic stress disorder atau PTSD. Saya mempertanyakan penggunaan istilah tersebut sebab di Palestina, kami tak pernah berada dalam kondisi ‘post’,’’ kata Samah Jabr, kepala unit kesehatan mental Palestinian. 

Berita Lainnya:
Belasan Orang Tewas Dalam Serangan Israel di Rafah 

Serangan terakhir yang terjadi di kamp Jenin yang dihuni 11.200 orang itu, ujar sejumlah ahli, menambah lapisan trauma kolektif. Warga dewasa di Jenin menuturkan selalu dihantui ketakutan yang sama akibat serangan militer Israel yang berlangsung selama berpuluh tahun. 

Para remaja, yang baru saja mengalami serangan agresif di kehidupan mereka yang masih muda, kini minta didampingi jika hendak ke kamar mandi dan menolak untuk tidur sendiri. “Trauma terus berlangsung. Ini kronis, dari generasi ke generasi,” jelas Jabr.

Serangan gencar memengaruhi jiwa……

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi