Selasa, 21/05/2024 - 11:59 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LINGKUNGAN

Teknik Baru Operasi Kebocoran Katup Jantung pada Anak

 DEPOK—Dokter Budi Rahmat, SpBTKV(K)-P menemukan teknik baru dalam operasi kebocoran katup jantung pada anak. Hal ini ia ungkap dalam paparan disertasi yang berjudul “Teknik Elevasi Anulus Posterior dalam Mengurangi Regurgitasi Residual pada Perbaikan Katup Mitral Pasien Anak” pada sidang terbuka promosi doktor yang diadakan oleh Program Doktor Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Dia menyampaikan, studi sebelumnya (Baghaei dkk, 2015) melaporkan bahwa dengan teknik operasi konvensional yang ada saat ini, insiden terjadinya regurgitasi residual (sisa kebocoran) katup mitral pasca-operasi adalah sebesar 62.3 persen. Sementara itu, dari data Unit Bedah Jantung Anak, Pusat Jantung Nasional Harapan Kita terdapat 49% terjadi sisa kebocoran katup mitral pasca-operasi perbaikan katup mitral.  

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

“Itu terjadi dikarenakan daerah pertemuan antara kedua daun katup mitral yang tidak optimal. Regurgitasi residual katup mitral pasca-operasi dapat memberikan dampak negatif, yakni timbulnya gagal jantung, rusaknya sel-sel darah dan menghambat proses perbaikan fungsi otot jantung pasca-operasi,” ujar dr. Budi dalam rilis pers Humas UI, Jumat (14/7/2023).

Berita Lainnya:
BMKG: Mayoritas Wilayah di Indonesia Berpotensi Alami Hujan Lebat

Katup mitral merupakan katup yang menghubungkan antara serambi kiri dan bilik kiri jantung. Kebocoran atau regurgitasi pada katup mitral menyebabkan pompa dari bilik kiri jantung tidak optimal, sehingga dapat meningkatkan beban kerja otot jantung dan pompa darah ke seluruh tubuh terhambat.

Apabila hal ini tidak ditangani, fungsi bilik jantung akan menurun dan berujung pada gagal jantung. Selama ini, operasi untuk penanganan regurgitasi katup mitral dilakukan dengan mengganti katup mitral dengan katup prostetik.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Namun, seiring dengan pemahaman struktur anatomi, fungsi, dan patofisiologi katup mitral yang berkembang pesat, strategi operasi regurgitasi katup mitral bergeser dari penggantian katup menjadi perbaikan katup. Perbaikan katup mitral ini dinilai lebih memberikan manfaat luas dengan angka kematian dini dan lanjut yang lebih rendah, preservasi fungsi bilik kiri lebih baik, serta rendahnya risiko pembekuan darah, komplikasi terkait obat antikoagulan, dan infeksi jantung.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Dokter Budi Rahmat kemudian melakukan penelitian mengenai operasi katup mitral dengan teknik elevasi anulus posterior katup mitral yang bertujuan untuk meningkatkan area pertemuan kedua katup mitral, sehingga mengurangi risiko kebocoran katup mitral pasca-operasi konvensional. Penelitian dilakukan pada 64 pasien yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok dengan teknik elevasi anulus posterior katup mitral dan kelompok dengan teknik operasi konvensional.

Berita Lainnya:
Jalan Padang-Bukittinggi via Padang Pariaman Terputus

“Teknik elevasi anulus posterior katup mitral dilakukan dengan mengangkat anulus posterior mitral sehingga kedua daun katup dapat bertemu sempurna. Teknik ini belum pernah dilakukan pada operasi perbaikan katup mitral pada anak sebelumnya dan sangat mudah dan murah untuk diterapkan,” kata dr. Budi.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Hasil penelitian yang dilakukan dr. Budi menunjukkan bahwa teknik anulus posterior efektif mengurangi regurgitasi mitral residual, meningkatkan panjang koaptasi dan indeks koaptasi, serta berpotensi meningkatkan hasil bedah jangka panjang pada anak dengan regurgitasi katup mitral. Selain itu, penggunaan bahan tambahan pada teknik ini tidak menimbulkan efek samping yang ditandai dengan tidak ada perbedaan penanda hemolisis pasca-operasi.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi