Kamis, 02/05/2024 - 13:46 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Kiai Ahsin Sakho: Hijrah Berarti Berpindah ke Tempat yang Lebih Baik

ADVERTISEMENTS

KH Ahsin Sakho Muhammad. Kiai Ahsin Sakho: Hijrah Berarti Berpindah ke Tempat yang Lebih Baik

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA — Umat Muslim di seluruh dunia saat ini tengah berbahagia dengan dimulainya Tahun Baru Islam 1 Muharram 1445 H. Momen ini biasanya identik dengan istilah hijrah atau berpindah (migrasi).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Salah satu ulama Indonesia KH Ahsin Sakho Muhammad menyebut hijrah berarti pindah menuju tempat yang lebih baik dari sisi iman dan Islam. Pada zaman Nabi Muhammad SAW hijrah berarti pindah secara fisik.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Pada awalnya hijrah itu adalah hijrah secara fisik. Nabi itu berhijrah dan mehijrahkan para sahabat,” kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (20/7/2023).

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Hijrah yang pertama dilakukan ke Habasyah, dalam rangka merawat keimanan. Jangan sampai, keimanan yang sudah menempel di tubuh, jiwa dan hati para sahabat ini kembali hilang.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Teguran Nabi Isa Terhadap Ahli Ibadah yang tidak Mau Bekerja untuk Mencari Rezeki

 

Perjalanan hijrah Nabi berikutnya dilakukan ke Thaif. Yang terakhir adalah hijrah Nabi ke Madinah yang diikuti oleh seluruh umat Muslim atau orang yang sudah menjadi sahabat Nabi.

Di Madinah mereka diterima oleh warga setempat yang telah memeluk Islam. Perpindahan tersebut terjadi karena tekanan yang diberikan oleh kaum Musyrikin yang semakin kuat, bahkan ada yang dibunuh.

“Setelah tahun ke-8 Hijriyah, setelah Makkah dibebaskan dari kaum Musyrikin dan kembali ke kaum Muslimin, Nabi berkata sudah tidak ada lagi kewajiban hijrah dari Makkah ke Madinah,” ujar Kiai Ahsin Sakho.

Meski Nabi sudah tidak lagi mewajibkan adanya perpindahan atau hijrah secara fisik, Kiai Ahsin menyebut hal ini tetap perlu dilakukan oleh Muslim dalam kondisi tertentu. Salah satunya, jika lokasi tempat ia tinggal cenderung membuatnya tidak bisa menjaga keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.

Berita Lainnya:
Tiga Hadits Ini Gambarkan Teladan Nabi Muhammad SAW Sehari-hari

Jika seseorang tinggal di lingkungan atau komunitas yang jelek dikhawatirkan ia akan tertular dengan kondisi tersebut. Ketika seseorang hidup dengan kondisi sekitar sudah tidak kondusif dan banyak bermaksiat, ia menyebut bagusnya memang hijrah.

“Nabi ingin mengalihkan semangat hijrah ini bukan hanya fisik, tapi juga non-fisik. Hijrah dari kemungkaran kepada ma’ruf, memperbarui niatnya. Hijrah non-fisik adalah meninggalkan apa-apa yang diharamkan oleh Allah SWT,” ucap dia.

Semangat untuk hijrah ini disebut tetap ada hingga saat ini. Terlebih dengan berkembangnya teknologi dan informasi saat ini, umat Muslim diimbau agar dapat menguatkan diri dan meninggalkan segala sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi