Selasa, 30/04/2024 - 06:01 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Hakikat Taubat

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Seorang ulama terkemuka dan ahli tasawuf, Imam Al-Ghazali menjelaskan tentang makna tobat.  Menurut dia, hakikat taubat adalah kembali dari maksiat menuju taat  dari jalan yang jauh menuju jalan yang dekat, serta mengatur ilmu, hal dan amal, begitu juga dalam pengaturan pada setiap maqam.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Dalam kitabnya yang berjudul Raudhah at-Thalibin wa ‘Umdah as-Salikin, Sang Hujjatul Islam menjelaskan, ilmu merupakan salah satu pengikat keimanan kepada Allah SWT. Kemudian, hal merupakan perasaan yang lahir dari taubat. Sedangkan amal merupakan perbuatan-perbuatan yang lahir dari perasaan di dalam hati dan anggota tubuh.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Menurut Al-Ghazali, taubat didahului dua kewajiban. Pertama, yaitu memastikan bahwa dosa yang ditinggalkan benar-benar dosa. Kedua, tidak menganggap bahwa taubat itu semata-mata karena dirinya sendiri. Sebab, hanya Allah yang menciptakan tobat itu di dalam dirinya dan memudahkannya untuk bertaubat.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Kisah Peneliti Mesir Dihalangi Terbitkan Informasi Berbahaya Bagi Israel
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Kesadaran hanya Allah yang membuatnya bertaubat ini termasuk bentuk keimanan kepada Allah karena erat kaitannya dengan kuasa Allah. Selain itu, juga berkaitan erat dengan kabar-kabar dari Allah,” jelas Al-Ghazali.

ADVERTISEMENTS

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa rukun taubat ada empat, yaitu mengetahui, menyesal, bertekad, dan meninggalkan. Adapun batasan penyesalan yang wajib yaitu penyesalan yang mendorong untuk meninggalkan dosa. Sementara hakikat berlari artinya meninggalkan maksiat menuju taat.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Selain tidak Bayar Zakat, Ini 5 Penghambat Rezeki Rumah Tangga

“Inilah lari yang wajib dan didasarkan atas pondasi keimanan. Artinya, kembalinya hamba dari kesibukan-kesibukan yang melalaikan Allah dan dari kebaikan menuju yang lebih baik. Ini juga merupakan obat dan kembali serta menjadi syarat kebahagiaan di akhirat,” kata Al-Ghazali.

“Demikianlah lari yang wajib yang didasarkan atas kesempurnaan iman. Tiada akhir bagi derajat dan tingkatan tobat,” jelasnya.

Selain dikenal dengan taubat, tambah dia, kondisi di atas juga disebut sebagai inabah (kembali) karena hakikatnya adalah kembali kepada Allah secara berulang-ulang, meski tanpa didahului dosa. Dengan begitu tobat adalah menyesali setiap dosa, bukan tanpa dosa.

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi