Minggu, 05/05/2024 - 17:07 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Setelah The 1975, Apakah Codplay juga akan Bikin Ulah di Konser Jakarta?

ADVERTISEMENTS

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Oleh : Muhammad Hafil, Redaktur Agama Republika.co.id

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Kebebasan berekpresi sangat mendapatkan tempat di negeri ini. Semua pelaku seni, budaya, sastra, diberi ruang yang sangat besar untuk berkarya dan dinikmati oleh masyarakat.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Buktinya, acara konser-konser musik, pagelaran seni dan budaya, teater, film, sangat menjamur. Namun, semua itu berjalan karena kepatuhan terhadap norma-norma, adab ketimuran, hingga nilai-nilai keagamaan yang dijamin oleh undang-undang.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Selama ini, karya-karya seni dan budaya itu bebas dikonsumsi oleh secara legal oleh masyarakat. Karena, ada pengawasannya. Di film ada Lembaga Sensor Film (LSF) yang menyeleksi film-film yang layak tayang di masyarakat. Di penyiaran dan musik, ada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang menyemprit stasiun televisi atau radio jika ada tayangan atau siaran musik yang tak sesuai dengan nilai-nilai di masyarakat.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Karena itu, siapapun yang ingin karya seninya dinikmati oleh masyarakat Indonesia, harus mematuhi nilai-nilai tersebut. Misal tak menghasilkan atau membawakan karya-karya cabul, mesum, pornografi, menista agama, hingga konten LGBT.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Namun, sistem pengawasan ini rentan dan bisa luput saat pelaku seni membawakan karyanya secara live. Misalnya, saat pertunjukkan konser musik. Meskipun, sebelum aksi panggung, para pelaku seni sudah dibriefing untuk membawakan karyanya secara wajar dan tak menentang adab dan norma masyarakat serta agama yang dianut di masyarakat.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Ini bisa terlihat saat aksi panggung grub musik The 1975 di Malaysia beberapa hari lalu.

Berita Lainnya:
BBPOM Ingatkan Pelaku Usaha Herbal di Bali Jamin Keamanan Produk  

Viral di media sosial momen ketika vokalis band The 1975, Matty Healy, marah-marah mengkritik Undang-Undang Anti-LGBT Malaysia saat konser di Negeri Jiran. Parahnya, video yang tersebar di media sosial memperlihatkan pentolan The 1975 mencium teman sesama jenis di atas panggung di Malaysia.

Pemerintah Malaysia langsung menghentikan festival musik di ibu kota Kuala Lumpur pada Sabtu (22/7/2023) sehari setelah momen tersebut. The 1975 dilarang tampil lagi di Malaysia.

“Tidak akan ada kompromi terhadap pihak mana pun yang menantang, meremehkan, dan melanggar hukum Malaysia,” kata Menteri Komunikasi Fahmi Fadzil dalam sebuah unggahan Twitter, Sabtu (22/7/2023).

Penyelenggara festival Future Sound Asia (FSA) meminta maaf atas pembatalan acara tersebut menyusul perilaku dan ucapan kontroversial Healy. Dikatakan manajemen The 1975 telah berjanji band akan mematuhi pedoman kinerja. “Sayangnya, Healy tidak menghormati jaminan ini,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Itu yang namanya kecolongan. Sudah membuat janji saja untuk mematuhi pedoman kinerja, mereka masih melakukan aksi mendukung LGBT yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai di Malaysia.

Band tersebut sejatinya juga akan manggung di Jakarta, Indonesia. Untungnya, karena buntut kisruh di Malaysia tersebut, konser mereka batal dilakukan di Indonesia. “Karena keadaan saat ini, tidak mungkin melanjutkan pertunjukan yang dijadwalkan,” kata Matty Healy pentolan The 1975.

Sudah selayaknya mereka yang terang-terangan mendukung dan bahkan melakukan aksi LGBT tak tampil di Indonesia. Jangan kasih ruang kepada mereka yang mendukung LGBT.

Namun perlu diingat, selain The 1975, akan ada lagi konser grup band yang dikhawatirkan mendukung LGBT di Indonesia. Yakni, Coldplay. Dalam beberapa aksinya, vokalis Coldplay kerap mengibarkan bendera khas LGBT.

Berita Lainnya:
Taruna Tingkat Dua STIP Jadi Tersangka Tunggal Tewasnya Putu Satria

Kita tentu tak ingin Coldplay jika jadi konser di Indonesia, melakukan aksi mendukung LGBT. Karena itu, pemerintah maupun promotor harus memastikan dan menjamin tak ada aksi mendukung LGBT saat konser Coldplay di Indonesia.

Namun, melihat aksi konser band pendukung LGBT di Malaysia, The 1975, tentu kita khawatir mereka akan melakukan hal yang sama seperti The 1975. Karena itu, ada baiknya, untuk pelaku seni yang terang-terangan mendukung LGBT, sebaiknya tak dikasih tempat di Indonesia. Karena, LGBT itu adalah perbuatan keji.

Dosa mendukung LGBT

Kita harus berhati-hati dalam mendukung orang-orang yang mendukung kemaksiatan. Beberapa waktu lalu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis mengatakan bagi pihak yang mendukung kelompok tersebut sama saja dosanya dengan pelaku perbuatan maksiat yang melakukan aktivitas LGBT. Hal ini dikuatkan oleh dalil dibawah ini:

 وَمَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَىْءٌ

Dan barangsiapa yang mencontohkan sunnah yang buruk di dalam Islam maka baginya dosa dan dosa yang mengerjakan sunnah yang buruk tersebut setelahnya tanpa mengurangi dosa-dosa sedikitpun pelakunya.” HR Muslim (no 1017), Tirmidzi (no 2675) dan An Nasa-i (no 2554).

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi