Selasa, 21/05/2024 - 15:25 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

KDRT Medan Pertempuran Tersembunyi dalam Perang Ukraina

 DNIPRO — Mayat Liubov Borniakova yang berusia 34 tahun ditemukan di rumahnya di kota Dnipro di Ukraina tengah pada Januari.  Menurut laporan koroner, tubuh perempuan itu ditandai dengan 75 memar.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Suami Borniakova, Yakov Borniakov, telah bersembunyi di dalam apartemen selama bulan sebelumnya, setelah meninggalkan ketentaraan. Dia mabuk dan memukuli Borniakova berulang kali selama dua pekan sebelum kematiannya.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

“Tidak ada tempat baginya yang dibiarkan hidup,” kata bibi Borniakova Kateryna Vedrentseva yang tiba di rumahnya beberapa jam setelah kematian keponakannya pada 8 Januari malam.

“Tangannya dipukuli, kepalanya, kakinya, semuanya,” ujarnya.

Juru bicara polisi Dnipro mengatakan, penyelidikan kriminal atas kematian Borniakova sedang berlangsung tetapi menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut. Polisi awalnya menutup penyelidikan atas kematian Borniakova. Putusan ini diambil setelah para ahli medis menyimpulkan dia meninggal karena gagal jantung.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Pengacara keluarga Yulia Seheda berhasil mengajukan banding atas keputusan tersebut, dengan alasan serangan jantung disebabkan oleh pemukulan hebat. Sebuah dokumen pengadilan tertanggal 28 Maret menunjukkan penyelidikan kriminal atas kematian Borniakova telah dibuka kembali.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“Jika kita setidaknya bisa mendapatkan dakwaan kekerasan dalam rumah tangga, itu akan menjadi kemenangan,” kata Seheda.

Sehenda menyatakan, masih ada pandangan di antara beberapa hakim dan petugas polisi bahwa kekerasan dalam rumah tangga adalah masalah pribadi yang harus diselesaikan antara pasangan. Kekerasan dalam rumah tangga membawa maksimal hanya dua tahun penjara di bawah hukum Ukraina. Bahkan banyak pelanggar didenda antara 170 dan 340 hryvnia setara dengan lima hingga 10 dolar AS saja atau diberikan hukuman layanan masyarakat.

ADVERTISEMENTS

Kasus KDRT yang terdaftar di Ukraina awalnya turun setelah Rusia menginvasi pada Februari 2022, ketika jutaan orang melarikan diri dari pertempuran. Namun, karena keluarga telah kembali ke rumah lama atau menetap di rumah baru, kasus melonjak tahun ini. Laporan ini didapatkan dari data polisi nasional yang sebelumnya tidak dilaporkan dan akhirnya ditinjau oleh Reuters.

ADVERTISEMENTS

Dalam lima bulan pertama 2023, kasus yang terdaftar melonjak 51 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2022. Jumlah itu lebih tinggi sepertiga dari rekor sebelumnya pada 2020, yang oleh para ahli dikaitkan dengan penguncian pandemi.

Berita Lainnya:
Hamas Siap Terima Solusi Dua Negara dan Gantung Senjata

Lebih dari selusin pejabat dan pakar yang bekerja di sektor tersebut mengatakan, peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya tekanan, kesulitan ekonomi, pengangguran, dan trauma terkait konflik. Dalam sebagian besar kasus, korbannya adalah perempuan.

“(Kenaikan) adalah karena ketegangan psikologis dan karena banyak kesulitan. Orang-orang kehilangan segalanya,” kata komisaris kebijakan gender Ukraina Kateryna Levchenko dalam sebuah wawancara pada Mei.

Berita Lainnya:
Korban Syahid di Gaza Sudah Lewati Angka 35 Ribu di Tengah Serangan Israel

Polisi mencatat, 349.355 kasus kekerasan dalam rumah tangga dari Januari hingga Mei 2023, dibandingkan dengan 231.244 pada periode yang sama pada 2022 dan 190.277 dalam lima bulan pertama 2021. Sebagian besar ahli dan profesional di lapangan mengatakan, mereka khawatir masalah akan memburuk karena perang berlanjut dan akan bertahan lama setelah konflik berakhir karena pasukan yang trauma kembali dari garis depan.

Pusat bantuan yang dijalankan oleh pemerintah dan United Nations Population Fund (UNFPA) dibuka pada September 2022. Fasilitas ini diperuntukan korban kekerasan dalam rumah tangga yang telah memberikan dukungan kepada 800 orang, kebanyakan perempuan, pada pertengahan Mei.

Dari jumlah itu, hanya sekitar 35 persen yang mengajukan pengaduan ke polisi. Data itu menunjukkan kekerasan dalam rumah tangga bisa lebih meluas daripada yang ditunjukkan oleh data polisi.

Psikolog yang bekerja di pusat bantuan tersebut Tetyana Pogorila mengatakan, bagi orang-orang yang mengungsi ke Dnipro karena perang, berada di tempat asing membuat beberapa korban kekerasan dalam rumah tangga lebih bergantung pada pelakunya. “Orang-orang datang dan keluarga mungkin tinggal bersama dalam satu ruangan,” kata Pogorila.

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi