Minggu, 16/06/2024 - 22:38 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

Kudeta CIA di Masa Lalu Hantui Iran Hingga Sekarang

 TEHERAN — CIA mendorong kudeta 70 tahun lalu untuk menggulingkan Perdana Menteri Iran Mohammad Mossadegh. Hingga kini, warisan kudeta tersebut masih menjadi perdebatan dan rumit bagi negara tersebut karena ketegangan yang masih tinggi dengan Amerika Serikat (AS).

ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Raya Idul Adha 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Meski disorot sebagai simbol imperialisme Barat oleh teokrasi Iran, kudeta yang menggulingkan Mossadegh pada saat itu tampaknya didukung oleh ulama Syiah terkemuka di negara tersebut.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Dilantiknya Daddi Peryoga sebagai Kepala OJK Provinsi Aceh

Namun saat ini, televisi pemerintah garis keras Iran berulang kali menyiarkan segmen yang menggambarkan kudeta tersebut sebagai pertunjukkan sikap AS tidak dapat dipercaya. Sementara pihak berwenang juga melarang masyarakat mengunjungi makam Mossadegh di sebuah desa di luar Teheran.

ADVERTISEMENTS
Menuju Haji Mabrur dengan Tabungan Sahara Bank Aceh Syariah

Konflik semacam ini biasa terjadi di Iran, dengan slogal “Matilah Amerika” masih terdengar saat salat Jumat di Teheran. Sementara banyak orang di jalanan mengatakan mereka akan menyambut baik hubungan yang lebih baik dengan AS.

ADVERTISEMENTS
ActionLink Hadir Lebih dekat dengan Anda

 

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses kepada Pemerintah Aceh

Tapi kenangan akan kudeta semakin memudar seiring dengan hilangnya ingatan akan peristiwa tersebut. “Mungkin AS melakukan ini karena takut akan munculnya kekuatan Uni Soviet, tetapi hal ini seperti mengharapkan gempa bumi untuk menyingkirkan tetangga yang jahat,” kata Rana, seorang pelukis berusia 24 tahun

ADVERTISEMENTS
Selamat Menunaikan Ibadah Haji bagi Para Calon Jamaah Haji Provinsi Aceh

Bagi masyarakat Iran, menurut Rana, dendam tidak pernah mencair. Kudeta pada Agustus 1953 bermula dari ketakutan AS terhadap Uni Soviet yang semakin menginginkan bagian dari Iran ketika komunis bergejolak di negara tersebut.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses atas Pelantikan Pejabat di Pemerintah Aceh

Tindakan ini sebagian dilakukan oleh Inggris, yang ingin merebut kembali akses terhadap industri minyak Iran, yang telah dinasionalisasi sebelumnya oleh Mossadegh. Meskipun awalnya tampak gagal, kudeta tersebut menggulingkan Mossadegh dan memperkuat kekuasaan Shah Mohammad Reza Pahlavi.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni 2024
Berita Lainnya:
Helikopter yang Ditumpangi Presiden dan Menlu Iran Jatuh

Peristiwa itu juga memicu Revolusi Islam pada 1979. Syah yang sakit parah melarikan diri dari Iran dan Ayatollah Ruhollah Khomeini mengantarkan rezim teokrasi yang masih memerintah negara tersebut hingga sekarang

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Selamat dan Sukses kepada Pemerintah Aceh atas Capai WTP BPK

Saat ini, beberapa orang yang berbicara mengenai kudeta mengatikan hubungan tidak akur dengan AS yang menyebabkan ekonomi Iran yang sedang melemah. Teheran terpukul oleh sanksi bertahun-tahun setelah gagalnya keberlanjutan perjanjian nuklir pada 2015 dengan negara-negara besar.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Padahal menurut warga Iran bernama Hossein, ketegangan dengan AS akan mendatangkan lebih banyak uang bagi bisnisnya. “Sekarang pengemudi taksi menghabiskan lebih sedikit uang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dan hal ini disebabkan oleh hubungan buruk dan sanksi,” ujar pria berusia 47 tahun yang mengelola kantin untuk supir taksi di Teheran selatan.

ADVERTISEMENTS
Bayar Jalan tol dengan Pencard

“Saya tahu tentang sejarah pahit ini tetapi ini akan segera berakhir,” kata Majid Shamsi yang bekerja sebagai pengantar parsel di pusat kota Teheran.

“Kaum muda di Iran mencari kehidupan yang lebih baik dan hal ini tidak bisa terjadi karena permusuhan dengan AS,” ujarnya.

Bahkan ketika protes yang semakin sering dilakukan oleh para guru, petani, dan pihak lain di Iran, beberapa nyanyian yang sering terdengar antara lain: “Musuh kita ada di sini, mereka berbohong kepada kami (bahwa musuhnya) adalah AS,” ujar orasi yang terdengar.

Seorang guru Reza Seifi menyatakan, Iran saat ini harus menerima kesepakatan dengan AS seperti yang mereka lakukan saat melepaskan warga negara ganda. “Saya membutuhkannya untuk masa depan saya yang lebih baik, untuk masa depan yang lebih baik bagi semua orang,” ujarnya.

Berita Lainnya:
Kisah Jawa dan Islam di Kaledonia Baru yang Bergolak

Tapi, bagi Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, kudeta pada 1953 mewakili pandangan sebagai ancaman berkelanjutan dari AS. Khamenei mengatakan kepada anggota paramiliter Revolutionary Guard Iran pada pekan ini, bahwa AS telah merencanakan untuk menggulingkan teokrasi negara itu melalui kudeta seperti pada 1953 melalui militernya.

“Musuh mencoba melemahkan dan menyamakan menganalisis revolusi dengan menciptakan krisis yang berkelanjutan,” kata Khamenei, menurut transkrip di situs resminya.

“Mereka kemudian berencana mengakhiri revolusi dengan tindakan serupa dengan kudeta yang terjadi pada 19 Agustus (1953). Namun, (Revolutionary Guard) menggagalkannya. Inilah alasan mengapa musuh memiliki begitu banyak kebencian dan permusuhan terhadap ‘Revolutionary Guard’,” ujarnya.

Sebagai tanggapan, Panglima Revolutionary Guard Jenderal Hossein Salami berjanji untuk mengusir pasukan AS dari wilayah tersebut. Pernyataan itu muncul di tengah penumpukan besar-besaran militer AS di Teluk Persia. Kemungkinan pasukan itu menaiki dan menjaga kapal-kapal komersial di Selat Hormuz, yang merupakan jalur 20 persen dari seluruh pengiriman minyak.

Namun, beberapa pihak tetap berharap Iran dapat mencapai perdamaian dengan AS, seperti yang baru-baru ini dilakukan terhadap Arab Saudi. “Saya bermimpi bahwa pemimpin tertinggi mengizinkan pembicaraan dan hubungan yang lebih baik dengan AS. Dia mengizinkan pemulihan hubungan dengan Arab Saudi. Dia dapat mengizinkan hal yang sama untuk AS,” kata Mohsen berusia 29 tahun yang merupakan seorang penjual toko furnitur di Teheran utara.

sumber : AP

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

قَالَ ذَٰلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِ ۚ فَارْتَدَّا عَلَىٰ آثَارِهِمَا قَصَصًا الكهف [64] Listen
[Moses] said, "That is what we were seeking." So they returned, following their footprints. Al-Kahf ( The Cave ) [64] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi