Selasa, 21/05/2024 - 08:24 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

OPINI
OPINI

Saat Para Musuh AS Menggalang Kekuatan di Johannesburg

Penulis: Nidia Zuraya**

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

KELOMPOK BRICS baru saja menggelar perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Johannesburg, Afrika Selatan selama tiga hari (22-24 Agustus 2023). Aliansi ini digawangi oleh lima negara yaitu Brasil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Ada yang berbeda dengan KTT BRICS pada tahun ini. Kelompok BRICS akan menerima enam anggota baru.

Keanggotaan enam negara baru itu akan berlaku mulai 1 Januari 2024. Keenam negara ini adalah Argentina, Mesir, Republik Demokratik Federal Ethiopia, Republik Islam Iran, Kerajaan Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

Seruan untuk memperluas keanggotaan BRICS telah mendominasi agenda pertemuan puncak yang berlangsung selama tiga hari. Terakhir kali aliansi ini menerima anggota baru pada tahun 2010, yakni dengan bergabungnya Afrika Selatan.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Hampir dua lusin negara secara resmi telah mengajukan permohonan untuk bergabung dengan BRICS. Namun, hanya enam negara yang surat permohonannya disetujui oleh lima negara anggota BRICS saat ini.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Penambahan jumlah negara anggota ini ditujukan untuk memperluas pengaruh BRICS di wilayah Afrika dan Timur Tengah. Para ahli melihat BRICS sebagai penyeimbang yang layak terhadap G-7, yaitu sebuah forum politik kuat yang dipimpin AS dengan anggota Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang dan Inggris.

Berita Lainnya:
Saat Bung Karno Puji 'Wahabi'

BRICS memang ingin merombak tatanan ekonomi dunia yang dianggap tidak cukup adil bagi negara dunia ketiga. Terlebih lagi negara-negara BRICS, dengan populasi 3 miliar orang, kini menyumbangkan hampir 26 persen PDB global.

ADVERTISEMENTS

Selain ekspansi anggota, isu lain yang mencuat pada KTT BRICS ke-15 adalah soal pengurangan ketergantungan pada dolar AS. Saat menyampaikan pidato secara virtual di KTT BRICS, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, penggunaan dolar AS dalam transaksi perdagangan antar negara anggota BRICS telah menurun.

ADVERTISEMENTS

Putin juga mengisyaratkan penurunan akan terus berlangsung karena BRICS tengah berupaya menggunakan mata uang nasional untuk perdagangan di antara mereka. Ia menyebut bahwa penggunaan dolar AS dalam perdagangan antarnegara anggota BRICS pada tahun 2022 hanya sebesar 28,7 persen.

Untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS, BRICS membuat lembaga keuangan bersama yang dinamai New Development Bank. Kehadiran New Development Bank ini sebagai alternatif dari lembaga keuangan Barat.

Keinginan untuk mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan dolar AS ini mendapat dukungan penuh dari para anggota lama dan anggota baru BRICS yang mayoritas merupakan musuh Amerika Serikat (AS) dan para sekutunya. BRICS ingin memanfaatkan mata uang lokal untuk transaksi perdagangan di antara mereka.

Iran menjadi salah satu anggota baru yang menyampaikan dukungannya. Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan negaranya mendukung upaya BRICS untuk menghilangkan ketergantungan pada dolar AS.

Berita Lainnya:
Prahara Berlanjut di Bank Aceh

Keanggotaan Iran dalam BRICS terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Teheran dan Washington, di tengah kebuntuan perjanjian nuklir 2015, serta ketegangan antara kedua pihak di Teluk Persia.

Keputusan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) untuk bergabung dengan BRICS diambil setelah adanya kekhawatiran bahwa Amerika Serikat kurang berkomitmen terhadap keamanan di kawasan Timur Tengah. Selain karena makin eratnya hubungan bilateral antara kedua negara di kawasan Teluk ini dengan Cina dalam bidang perekonomian.

Rusia dan Cina sebagai negara penggagas berdirinya kelompok BRICS, memang membutuhkan lebih banyak aliansi dengan negara-negara yang bermusuhan ataupun kecewa dengan kebijakan Amerika Serikat. Terlebih lagi saat ini Rusia sedang berkonflik dengan Ukraina yang mendapat dukungan dari Amerika Serikat dan negara-negara Eropa yang tergabung dalam NATO.

Presiden Putin menggunakan pidatonya di pertemuan puncak para pemimpin BRICS untuk membela perang Rusia di Ukraina. Dia memuji kelompok tersebut sebagai penyeimbang dominasi global Amerika Serikat.

Sementara Cina terlibat dalam pusaran konflik di Laut Cina Selatan yang juga melibatkan Taiwan, sekutu utama Amerika Serikat. Menjelang pertemuan KTT BRICS di Johannerburg ini, ketegangan di wilayah Laut Cina Selatan semakin meningkat.

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi