Sabtu, 27/07/2024 - 09:17 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

OPINI
OPINI

Merdeka Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar!

ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Anak Nasional 23 Juli 2024 dari Bank Aceh Syariah

JUDUL di atas adalah tema yang ditetapkan pemerintah untuk peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang  jatuh hari ini,  tanggal 2 Mei 2024.  Hardiknas ditetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia melalui Keppres RI Nomor 316 Tahun 1959.

ADVERTISEMENTS
Selamat ulang tahun ke-57 Bapak Bustami, S.E., M.Si, Penjabat Gubernur Aceh

Hari Pendidikan Nasional: Mampukah Merdeka Belajar Mewujudkan Generasi Berkualitas?

Kemendikbudristek akan segera mengesahkan Kurikulum Merdeka sebagai Kurikulum Nasional (Kurnas). Artinya, kurikulum yang awalnya hanya diujicobakan di sekolah-sekolah penggerak, kini akan diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia.  Ternyata tak semua pihak setuju, organisasi nirlaba Barisan Pengkaji Pendidikan (Bajik) salah satunya.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Bhakti Adhyaksa 2024

Bajik menilai Kurikulum Merdeka tak layak jadi Kurnas. Mereka juga meminta agar Kurikulum Merdeka dievaluasi secara total dan menyeluruh . Direktur Eksekutif Bajik Dhita Puti Sarasvati, Kurikulum Merdeka masih compang camping. Maka dari itu, banyak kelemahan yang harus diperbaiki.

ADVERTISEMENTS
Selamat dan Sukses atas Perpanjangan masa Jabatan Muhammad Iswanto sebagai Pj Bupati Aceh Besar dari Bank Aceh Syariah

Puti menilai Kurnas apa pun haruslah berdasarkan filosofi pendidikan dan kerangka konseptual yang jelas. “Sampai saat ini Kurikulum Merdeka belum ada naskah akademiknya. Tanpa adanya naskah akademik ini sulit untuk memahami apa yang menjadi dasar pemikiran dari Kurikulum Merdeka,” kata Puti.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 Hijriah dari Bank Aceh Syariah

Puti menambahkan, ketika awal Kurikulum Merdeka diluncurkan bagian-bagian paling esensial yakni, filosofi, prinsip-prinsip dasar kurikulum, kerangka kurikulum belum dibuat. Karena itu, Kurikulum Merdeka harus dievaluasi secara menyeluruh sebelum diresmikan menjadi kurikulum nasional. Wajar jika setiap sekolah dan guru memahaminya berbeda-beda, bahkan meninggalkan “kericuhan” saking banyaknya variabel yang harus dicapai namun konsepnya tak jelas.

Berita Lainnya:
Merdeka Negeriku, Rampas Ruang Hidupku!
ADVERTISEMENTS
Selamat HUT Bhayangkara ke-78 tahun dari Bank Aceh Syariah 2024

Maka pertanyaannya, mampukah  Merdeka Belajar mewujudkan generasi berkualitas? Ataukah hanya berakhir sekadar seremonial sebagaimana tahun-tahun lalu?

ADVERTISEMENTS
Wifi Gratis untuk Rekening Baru di Bank Aceh Syariah

Ketua Tim Kurikulum, Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Yogi Anggraena mengatakan indikator keberhasilan belajar selaras dengan kurikulum merdeka jika kegiatan belajar menyenangkan.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Salurkan 212 Ekor Hewan Kurban kepada Warga Aceh 2024

Hal itu ia sampaikan saat menjadi nara sumber pada penutupan kegiatan “Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah dan Guru Dalam Pemanfaatan Platform Teknologi Pendidikan” yang diselenggarakan oleh Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin), Balai Layanan Platform Teknologi (BLPT) Kemendikbudristek di Pendopo Kabupaten Kudus.

ADVERTISEMENTS
Sukseskan Hari Indonesia Menabung (HIM) dari Bank Aceh Syariah - 1 Juli 2024

Yogi menjelaskan tujuan dari kurikulum merdeka, yakni ingin fokus materi esensial, hilangkan materi yang tidak penting sehingga anak tidak dijejali lagi berbagai materi untuk menghindari siswa tertekan dan tidak memahami. Saat awal perancangan, kata dia, Presiden RI Joko Widodo meminta untuk menyederhanakan kurikulum.

Bagaimana penggambaran yang tepat dari kalimat pendidikan yang menyenangkan, pemerintah hanya fokus pada pergantian istilah bukan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Faktanya persoalan pendidikan di negeri ini bukan hanya perkara kurikulum, tapi juga sistem pembiayaan yang mahal karena dibebankan kepada mahasiswa, minimnya sarana dan prasarana pendukung pendidikan, sistem sanksi hukum yang lemah jika ada kejahatan di lingkungan sekolah atau kampus, tenaga pendidik yang kurang baik kualitas maupun kuantitas dan lain sebagainya.

Berita Lainnya:
Hukum Membaca Al-Qur'an dalam Keadaan Tidak Suci

Evaluasi Kurikulum atau Ganti Sistem?

Penulis melihat ada sebuah video yang beredar dari laman instagram SMAN I Sidoarjo, Jawa Timur yang memperlihatkan seorang alumni tahun 2008 yang mengucapkan selamat kepada adik kelasnya yang sedang menempuh UTBK SNBT, ia pun bercerita lulus SMAN I hanya dua tahun, kemudian melanjutkan pendidikan di ITS jurusan Fisika, dan memperoleh beasiswa untuk pendidikan luar negeri yaitu ke Jepang.

Saat ini, dia sudah bekerja di sebuah perusahaan bonafit dan sembari menyelesaikan pendidikan S3nya. Di akhir video ia memberi saran jika ada adik kelas yang ingin berkarier di bidang akademik, jangan takut untuk mencoba ke luar negeri. Ironi, mengapa yang jadi rujukan luar negeri padahal negeri sendiri kondisi pendidikannya payah, lantas siapa yang diharapkan bisa memperbaiki jika para ahli enggan berkarya di dalam negeri?

ADVERTISEMENTS
Bahagia itu Sederhana dari Bank Aceh Syariah

1 2 3

Reaksi & Komentar

فَضَرَبْنَا عَلَىٰ آذَانِهِمْ فِي الْكَهْفِ سِنِينَ عَدَدًا الكهف [11] Listen
So We cast [a cover of sleep] over their ears within the cave for a number of years. Al-Kahf ( The Cave ) [11] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi