Selasa, 30/04/2024 - 19:59 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Lautan Penyesalan, Apa itu? ini Penjelasannya

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Dalam buku Nashaihul Ibad karya Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni menjelaskan bahwa Umar bin Khattab Radhiyallahu anhu menjelaskan empat macam lautan. Salah satu di antaranya adalah kubur adalah lautan penyesalan.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Umar bin Khattab mengatakan lautan atau samudra itu ada empat macam. Yaitu hawa nafsu sebagai lautan dosa, nafsu sebagai lautan syahwat atau keinginan, maut sebagai lautan umur, dan kubur sebagai lautan penyesalan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Pertama, hawa nafsu adalah keinginan nafsu untuk memenuhi kehendak yang bertentangan dengan syara atau hukum Allah SWT. Hawa nafsu merupakan sumber dari segala perbuatan dosa.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Kedua, nafsu adalah bagian jiwa yang berpotensi mendorong pada hasrat keinginan biologis dan mengajak diri pada berbagai kelezatan. Nafsu inilah yang menjadi sumber timbulnya kejelekan dan perangai tercela.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Komedian Babe Cabita Wafat, Berikut 12 Tanda Orang yang dekat dengan Kematian

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Ketiga, kematian sebagai lautan umur maksudnya adalah bahwa kematian itu menghimpun seluruh umur. Dalam naskah lain diterangkan kematian sebagai lautan amal (bukan umur). Ini sebagaimana yang dikatakan orang yakni bahwa kematian itu adalah peti amal.

Keempat, kubur sebagai lautan penyesalan maksudnya adalah bahwa di dalam kuburlah terjadinya berbagai penyesalan atas segala perbuatan yang telah dilakukannya di dunia.

Penjelasan ini dilansir dari kitab Nashaihul Ibad yang diterjemahkan Abu Mujaddidul Islam Mafa dan diterbitkan Gitamedia Press, 2008.

Di dalam Alquran juga diungkapkan bahwa sedekah merupakan perkara yang paling ingin dilakukan orang yang meninggal seandainya dia dihidupkan lagi ke dunia. 

وَاَنْفِقُوْا مِنْ مَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُوْلَ رَبِّ لَوْلَآ اَخَّرْتَنِيْٓ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيْبٍۚ فَاَصَّدَّقَ وَاَكُنْ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ

Berita Lainnya:
Ritual Penyembelihan Sapi Merah Sengaja Dihidupkan

“Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian) ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh.” (QS Al Munafiqun ayat 10).

Rasulullah SAW bersabda, “Sedekah itu dapat memadamkan murka Allah dan mencegah dari keadaan mati yang jelek.” (HR Tirmidzi).

Imam Al Baihaqi dari riwayat Ali bin Abi Thalib yang berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Segeralah bersedekah! Sungguhlah, musibah tidak dapat melangkahinya.” 

Maksudnya adalah bahwa sedekah itu merupakan bendungan atau tanggul yang kokoh kuat terhadap musibah (bala). Musibah tidak akan dapat menerjangnya.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi