Selasa, 30/04/2024 - 04:43 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIPERTANIAN

Harga Gabah Mahal, Bikin Penggilingan Beras Kelimpungan

ADVERTISEMENTS

CIREBON – Tingginya harga gabah di tingkat petani, membuat usaha penggilingan beras di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, kelimpungan. Sejumlah usaha penggilingan pun terpaksa “istirahat” meski adapula yang mencoba bertahan dengan menjual beras secara eceran.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon, mengatakan, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani di Kabupaten Cirebon saat ini di kisaran Rp 6.500–Rp 7.000 per kilogram. Sedangkan harga gabah kering giling (GKG), mencapai Rp 7.500 – Rp 8.000 per kilogram.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Sementara harga jual beras dari penggilingan ke tingkat pedagang di pasar, hanya di kisaran Rp 12.500 per kilogram.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Harga gabahnya tinggi sekali, (dibandingkan harga beras) tidak bisa nutup. Jadi mereka (pabrik penggilingan beras) “istirahat” dulu,” ujar Tasrip kepada Republika, Kamis (7/9/2023).

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
HPP Gabah Direvisi, Jokowi Sebut Penghitungan Rampung Pekan Ini

Hal itu seperti yang dilakukan pengelola penggilingan Sri Rejeki, di Desa Wangkelang, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, Icih. Dia mengatakan, penggilingan yang dikelolanya kini sudah tidak lagi memasok beras ke pasar tradisional. Padahal, penggilingannya biasanya rutin memasok beras ke Pasar Pagi Kota Cirebon.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Sudah sejak dua bulan lalu (berhenti memasok ke pasar tradisional),” ungkap Icih.

Icih mengatakan, hal itu dikarenakan harga gabah di tingkat petani saat ini sangat tinggi dan susah dicari. Padahal selama ini, penggilingannya biasanya menggiling gabah sekitar dua ton per hari.

Untuk bertahan, Icih menyebutkan, penggilingannya kini menjual beras secara eceran. Beras itupun diambil dari penggilingan lain, dengan jumlah lima kuintal sampai satu ton. Beras itu kemudian dijual lagi secara eceran kepada warga.

Berita Lainnya:
Pertamina Jaga Stok Avtur Bandara Bali Hadapi Lonjakan Kunjungan Turis

Tak hanya itu, penggilingan Icih juga masih menerima gilingan gabah dari petani, dengan jumlah minimal 25 kilogram. Dia pun mematok ongkos giling Rp 500 per kilogram.

Meski terbilang murah, tapi dari aktivitas penggilingan itu Icih masih bisa mendapatkan dedak dan menir (beras patahan) untuk dijual kembali. Harga menir saat ini bisa mencapai 60 persen dari harga beras.

Icih mengakui, selain membuka jasa penggilingan untuk petani, sesekali dia juga menggiling gabah sendiri. Namun, hal itu dilakukan jika berhasil memperoleh gabah dari petani dengan harga yang masih terjangkau.

“(Untuk dapat gabah) dari petani, rebutan. Kalau mahal, ya kita mundur,” kata Icih.

 

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi