Jumat, 03/05/2024 - 12:52 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Tiga Tingkatan Dzikir Seorang Muslim, Mana yang Lebih Utama?

ADVERTISEMENTS

JAKARTA – Dzikir yang paling utama yakni dengan menyertakan hati dan lisan, Muslim menggerakkan kedua bibirnya sambil merenungi makna dzikirnya. 

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Para ulama telah membagi dzikir menjadi tiga kategori. Dikutip dari buku Jangan Takut Hadapi Hidup karya Dr Aidh Abdullah Al-Qarny, berikut tiga kategori dzikir: 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Pertama, dzikir dengan hati dan lisan. Ini adalah kategori dzikir yang paling baik. Di mana seseorang membaca tasbih dengan lisan, sementara hatinya merenungkan makna tasbih itu.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Beristighfar dengan lisan, sementara hatinya merenungkan maknanya. Seseorang membaca shalawat kepada Rasulullah ﷺ, sementara makna shalawat tersebut hidup di dalam hatinya. Inilah dzikir yang tertingggi derajatnya.  

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Kedua, dzikir dengan hati tanpa lisan. Sebagian orang ada yang berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan hatinya, namun dia tidak menggerakkan lisannya. Ini adalah dzikir dengan derajat nomor dua.  

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Tiga Ciri Orang Yang Sulit Mendapatkan Rezeki

Ketiga, dzikir dengan lisan tanpa hati. Seseorang yang berdzikir dengan cara seperti ini tetap mendapatkan pahala. Sebagai dasar atas pendapat ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dengan sanad yang shahih. Rasulullah ﷺ mengatakan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,  

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

أَنَا مَعَ عَبْدِي مَا ذَكَرَنِي وَتَحَرَّكَتْ بِي شَفَتَاهُ  “Aku senantiasa bersama hamba-Ku selama ia mau berdzikir kepada-Ku dan menggerakkan kedua bibirnya” (HR Bukhari, Ahmad, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Baca juga: Dalil Ayat Alquran dan Hadits Ini Tegaskan Muhammad SAW adalah Nabi dan Rasul Terakhir

Berita Lainnya:
Cara Menghitung Dzikir dengan Tangan

Dasar yang lain adalah perkataan beliau terhadap Abdullah bin Basar sebagaimana diriwayatkan Tirmidzi: 

 وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُسْرٍ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَجُلاً قَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ ، إِنَّ شَرَائِعَ الإِسْلاَمِ قَدْ كَثُرَتْ عَليَّ ، فَأَخْبِرْنِي بِشَيْءٍ أَتَشَبْثُ بِهِ قَالَ : (( لاَ يَزالُ لِسَانُكَ رَطْباً مِنْ ذِكْرِ اللهِ ))

Dari ‘Abdullah bin Busr radhiyallahu ‘anhu bahwa ada seorang lelaki berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat Islam ini telah banyak bagiku, maka beritahulah kepadaku sesuatu yang bisa aku pegang selalu.” Beliau menjawab, “Hendaklah lisanmu selalu basah karena berdzikir kepada Allah” (HR Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa dzikir yang dilakukan dengan lisan saja tetap mendapat pahala.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi