Selasa, 21/05/2024 - 11:57 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Anak Jadi Korban Bully, Ini Sikap yang Harus Diambil Orang Tua

JAKARTA — Kisah pilu bocah sekolah dasar (SD) di Gresik yang mendapat perundungan di sekolah sampai mengalami buta permanen menjadi pertanda bahwa perundungan masih marak di Indonesia. Kejadian tersebut juga menjadi peringatan bagi para orang tua. 

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Menurut psikolog keluarga, Sani Budiantini Hermawan, menjelaskan bagaimana orang tua harus bersikap jika anak menjadi korban perundungan. Dia mengatakan, hal pertama, orang tua harus mengetahui lingkungan anak, di mana dia bermain, pergaulan atau pertemanan, hingga kegiatan yang mereka lakukan. Orang tua harus memperhatikan permasalahan pada anak-anak. 

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

“Di mana bullying yang sedang marak, orang tua harus memberi gambaran melalui data yang ada bahwa hal itu bisa terjadi dalam pergaulannya,” kata Sani kepada Republika.co.id, Selasa (19/9/2023).

Sani menyebut, jenis-jenis perundungan bisa berbagai macam. Anak bisa diberitahu bahwa jika mendapat perlakuan bully, baik itu kekerasan fisik, psikologis, maka secara umum mereka harus bercerita kepada orang tua.

Berita Lainnya:
Suami Kecanduan Game Online, Cerai Jadi Solusinya?

 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Orang tua wajib mejadi teman bercerita, bukan justru malah membuat mereka ketakutan. Sering kali anak takut terhadap orang tua, karena  tidak berpihak kepada anak, memberikan reaksi negatif, memarahi, dan sebagainya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“Jadilah teman bercerita, anak didukung cerita ke guru sehingga orang dewasa bisa memberikan cara mengatasinya,” kata Sani yang juga Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani ini.

Perundungan juga bisa menimbulkan trauma pada anak. Anak bisa tampak menarik diri, terganggu fokus belajarnya, bahkan bisa melakukan hal yang sama pada masa mendatang.

ADVERTISEMENTS

Kalau sudah demikian, anak memerlukan pendampingan intensif, misalnya orang tua yang mengubah pola pikir mereka bahwa pergaulan itu tidak semuanya negatif. Tentunya dengan teman yang disukai anak, mereka bisa kembali membangun kepercayaan diri di lingkungannya dan keluar atau healing dari trauma.

ADVERTISEMENTS

Adapun anak berpotensi menjadi pelaku perundungan, ketika mereka tidak punya empati, terpapar hal yang bersifat kekerasan, memiliki proses kematangan lebih lambat dari yang lain. Jadi ketika mereka dominan, merasa ditakuti orang, berkuasa, hal itu yang membuat mereka terpenuhu kepuasannya. 

Berita Lainnya:
Bukan Hanya Uang, Olahraga Juga Bisa Jadi Investasi Masa Depan

“Kalau ada orang lemah di mata dia, atau parenting yang salah seperti menekan anak atau KDRT sehingga anak jadi pelaku bully,” kata Sani.

Sani mengatakan, untuk menghindari anak menjadi pelaku perundungan, maka tanamkan kepada mereka rasa empati, solidaritas, dan tolong menolong. Ketika anak punya banyak teman yang baik, maka ke depannya, akan berdampak pada jaringan yang luas dan berbuah menjadi hal baik.

Begitu juga sebaliknya, beritahu anak akibat jika menjadi pelaku perundungan. Dengan begitu, mereka bisa memilah mana perilaku yang boleh dan tidak untuk dilakukan. 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi