Senin, 06/05/2024 - 00:46 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

Konflik Rusia-Ukraina Beri Pelajaran Pentingnya Kemandirian Energi

ADVERTISEMENTS

Menara berkelok-kelok dari tambang batu bara yang tertutup berkarat di depan pembangkit listrik tenaga batu bara Gelsenkirchen, Jerman, Selasa, 8 Maret 2022.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 JAKARTA — Siapa sangka pertikaian berdarah-darah antara dua negara tetangga di kawasan Eropa timur beberapa tahun terakhir ini ternyata membuat kalangan pengambil kebijakan di berbagai negara menjadi pusing akan kinerja sektor energi mereka. Contohnya, Uni Eropa kini sedang pusing karena konflik Rusia-Ukraina ternyata membuat negara-negara di kawasan tersebut merasa perlu untuk mendiversifikasi sumber energi mereka.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Sebelum konflik tersebut merebak sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, berbagai negara di Eropa sangat tergantung dengan pasokan gas yang berasal dari Rusia. Pada 2021 atau setahun sebelum dimulainya invasi, data Komisi Uni Eropa menunjukkan negara-negara di kawasan tersebut mengambil lebih dari 40 persen total konsumsi gas, 27 persen impor minyak, dan 46 persen impor batu bara dari Rusia.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
InJourney Airports Layani 7,4 Juta Penumpang Selama Lebaran 2024
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Namun, berbagai bentuk sanksi yang ditujukan untuk melemahkan perekonomian Rusia juga ternyata membuat berbagai negara di Benua Biru tersebut kini berupaya mencari sumber pasokan baru untuk memenuhi kebutuhan pasokan energi mereka.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Ketergantungan yang sangat besar dari pasokan sumber energi dari Rusia, sebuah negara yang dipersepsikan sebagai pihak antagonis oleh Barat, bahkan juga bisa mengakibatkan timbulnya friksi di antara sesama negara itu sendiri. Misalnya, kantor berita Reuters memberitakan seorang pejabat Uni Eropa yang gemas melihat Austria masih menggunakan gas dari Rusia hingga kini, mengkritik langkah lamban Austria dalam menghentikan penggunaan gas Rusia.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Pejabat asal Jerman tersebut, yang bernama Martin Selmayr, pada 6 September lalu bahkan sampai menyebut bahwa Austria sama saja dengan mengirim “uang darah” setiap hari ke Rusia. Hal tersebut karena Selymar mengingatkan bahwa pembayaran gas Austria kepada Rusia pada ujungnya akan membantu mendanai invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh
Berita Lainnya:
Kementan Lepas Ekspor Produk Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Sontak saja, pemerintah Austria melalui kementerian luar negeri telah memanggil pejabat Uni Eropa tersebut. Komisi Eropa juga telah mengeluarkan pernyataan yang menyesalkan perkataan Selmayr yang dinilai tidak bijak tersebut. Selmayr juga telah dipanggil oleh Komisi Eropa untuk melapor ke kantor pusat di Brussels terkait dengan insiden tersebut.

Kelambanan Austria untuk beralih dari gas Rusia antara lain disebabkan berbagai faktor, termasuk karena geografis Austria yang dikelilingi daratan. Sedangkan negara-negara lain seperti Jerman dinilai lebih mudah meningkatkan kapasitas mereka dalam mengimpor gas alam cair dari berbagai wilayah selain Rusia, karena negara-negara tersebut memiliki pelabuhan.

 

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi