Jumat, 03/05/2024 - 18:14 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

88 Ribu Warga Nagorno-Karabakh Memilih Gabung ke Armenia Daripada Azerbaijan

ADVERTISEMENTS

YEREVAN – Lebih dari 88 ribu warga di Nagorno-Karabakh telah meninggalkan wilayah tersebut dan mengungsi ke Armenia. Eksodus itu terjadi setelah Azerbaijan melancarkan operasi militer ke Nagorno-Karabakh dan berhasil memukul pasukan etnis Armenia yang sebelumnya mengontrol wilayah tersebut. 

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Perwakilan UNHCR di Armenia, Kavita Belani, mengungkapkan, banyak dari warga Nagorno-Karabakh yang melarikan diri ke Armenia dalam keadaan letih dan dibekap rasa takut. Mereka berkumpul di pusat pendaftaran.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Ini adalah situasi di mana mereka telah hidup di bawah blokade selama sembilan bulan. Dan ketika mereka masuk, mereka penuh dengan kecemasan, ketakutan, dan mereka menginginkan jawaban,” ucap Belani dalam konferensi pers virtual, Jumat (29/9/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Kami siap menangani hingga 120 ribu orang. Sangat sulit untuk memprediksi berapa banyak pengungsi yang akan datang pada saat ini,” tambahnya ketika ditanya tentang jumlah pengungsi.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Menurut UNHCR, sepertiga dari warga Nagorno-Karabakh yang mengungsi ke Armenia adalah anak-anak. “Kekhawatiran utama kami adalah banyak dari mereka yang terpisah dari keluarga mereka,” ujar Direktur Regional UNICEF Regina De Dominicis.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Perwakilan Federasi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional Hicham Diab mengatakan ada kebutuhan besar akan dukungan kesehatan mental bagi para pengungsi.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Sebelumnya Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan, dia berjanji akan melindungi hak-hak warga etnis Armenia yang tinggal di Nagorno-Karabakh

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh
Berita Lainnya:
Banyaknya Bantuan ke Gaza tak Boleh Jadi Dalih Israel Menyerang Rafah

“Terlepas dari apa yang terjadi lima hari lalu, kami mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan ke wilayah Karabakh di Azerbaijan. Bahan bakar, bahan makanan, obat-obatan telah dikirim,” kata Aliyev dalam pertemuannya dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Nakhchivan, Senin (25/9/2023), dikutip laman Barron’s.

“Ini sekali lagi menunjukkan bahwa penduduk Karabakh, apa pun etnisnya, adalah warga negara Azerbaijan. Hak-hak mereka akan dijamin oleh negara Azerbaijan,” tambah Aliyev.

Aliyev mengatakan dia yakin bahwa proses reintegrasi warga Armenia di Karabakh ke dalam masyarakat Azerbaijan akan berhasil. Perlindungan hak-hak etnis Armneia di Nagorno-Karabakh kembali ditegaskan Aliyev saat menerima kunjungan delegasi Amerika Serikat (AS). Dia menekankan, hak-hak etnis Armenia akan dijamin dalam kerangka undang-undang Azerbaijan dan kewajiban internasional.

Sebelum Aliyev menyatakan akan menjamin hak-hak etnis Armenia, sebanyak 120 ribu warga etnis Armenia di Nagorno-Karabakh disebut akan meninggalkan wilayah tersebut dan pergi ke Armenia. Hal itu diungkap pejabat tinggi Republik Artsakh, yakni sebuah pemerintahan yang memisahkan diri dari Azerbaijan dan mengontrol wilayah Nagorno-Karabakh.

“Rakyat kami tidak ingin hidup sebagai bagian dari Azerbaijan. (Sebanyak) 99,9 persen memilih meninggalkan tanah bersejarah kami,” ungkap David Babayan, yakni penasihat Samvel Shahramanyan yang menjabat sebagai presiden Republik Artsakh, 24 September 2023 lalu.

Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan, yang telah menghadapi gelombang protes keras karena dianggap gagal mempertahankan wilayah Nagorno-Karabakh, mengatakan akan menerima warga etnis Armenia dari Nagorno-Karabakh.

Berita Lainnya:
Presiden Korsel akan Sampaikan Pernyataan Publik Usai Kalah Pemilu

Pada 19 September 2023 lalu, Azerbaijan melancarkan operasi militer terbaru ke wilayah Nagorno-Karabakh. Mereka menyebut operasi itu sebagai operasi “anti-teroris”. Tujuan operasi adalah memukul pasukan etnis Armenia yang mengontrol wilayah tersebut.

Menurut Armenia, lebih dari 200 orang tewas dan 400 lainnya mengalami luka-luka dalam operasi militer Azerbaijan.

Pasukan etnis Armenia setuju untuk melucuti senjata mereka berdasarkan ketentuan gencatan senjata yang dicapai pada 20 September 2023.

Rusia, yang memiliki 2.000 pasukan penjaga perdamaian di Nagorno-Karabakh mengatakan, berdasarkan ketentuan gencatan senjata, enam kendaraan lapis baja, lebih dari 800 senjata ringan, senjata anti-tank dan sistem pertahanan udara portabel, serta 22 ribu butir amunisi telah diserahkan pada 23 September 2023.

Nagorno-Karabakh, yang dikenal sebagai Artsakh oleh orang Armenia, terletak di wilayah yang selama berabad-abad berada di bawah kekuasaan Persia, Turki, Rusia, Ottoman, dan Uni Soviet. Persengketaan klaim antara Azerbaijan dan Armenia terkait Nagorno-Karabakh mulai terjadi sejak jatuhnya Kekaisaran Rusia pada 1917.

Pada masa Soviet, Nagorno-Karabakh ditetapkan sebagai wilayah otonom di Azerbaijan.

Ketika Uni Soviet runtuh, orang-orang Armenia di Nagorno-Karabakh melepaskan kendali nominal Azeri (etnis Azerbaijan) dan merebut wilayah tersebut. Peristiwa tersebut dikenal sebagai Perang Karabakh I. Antara 1988-1994, sekitar 30 ribu orang terbunuh dan lebih dari 1 juta orang, sebagian besar warga Azeri, mengungsi.

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi