Rabu, 01/05/2024 - 00:58 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

Kemenkes: Rokok Jadi Biang Kerok Masalah Multidimensi di Dunia

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr Ngabila Salama mengatakan rokok adalah biang kerok dari berbagai macam jenis permasalahan (multidimensional) di Indonesia bahkan dunia.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“Rokok tidak hanya jadi masalah di bidang kesehatan, tapi juga sosio-ekonomi dan budaya,” kata Ngabila dalam gelar wicara daring terkait rokok di Jakarta, Senin (16/10/2023).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Ngabila mengatakan, terdapat banyak penelitian tentang rokok yang mengakibatkan permasalahan kesehatan. Tidak hanya masalah fisik, tapi juga permasalahan mental seperti kecemasan, gelisah, dan depresi yang berlebihan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Selain di bidang kesehatan, dia juga menjelaskan bahwa rokok juga berakibat pada permasalahan ekonomi. Di mana terdapat penelitian yang membuktikan bahwa rokok merupakan konsumsi kedua terbanyak pada keluarga miskin. Dia menilai belanja rokok pada keluarga miskin seharusnya dapat dialihkan menjadi belanja protein hewani seperti daging, ayam, dan telur.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Ahli Tekankan Skrining Hipotiroid Kongenital Saat Anak Baru Lahir

Selain itu, terdapat pula penelitian yang menyatakan dengan menurunkan satu persen belanja rokok, maka turut menurunkan kemiskinan sebesar enam persen. “Padahal satu batang rokok harganya Rp 1.500, paling murah, itu harganya sama kayak satu butir telur,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Ngabila menyebutkan, rokok juga berperan dalam menyebabkan anak menjadi stunting (gangguan pertumbuhan pada anak), mengalami gangguan motorik, gangguan perkembangan, hingga gangguan mental. Gangguan mental pada anak, katanya, juga dapat menyebabkan gangguan konsentrasi pada anak, sehingga dapat menyebabkan anak sering melamun dan menyebabkan prestasi anak menjadi menurun.

Berita Lainnya:
Harga Suku Cadang Kendaraan Naik Hingga 40 Persen

Hal tersebut, kata dia, dipengaruhi oleh sekitar tujuh ribu zat berbahaya yang terkandung pada rokok, terutama nikotin yang mengakibatkan adiksi, tar yang memicu kanker pada tubuh, serta karbon monoksida yang menyebabkan sel darah menjadi kekurangan oksigen. Karena itu, dia mengimbau kepada masyarakat untuk berhenti merokok, termasuk kepada perokok pemula agar tidak memulai untuk merokok.

Beberapa caranya adalah dengan meningkatkan harga cukai rokok serta membatasi iklan rokok. Untuk itu, dia mengusulkan kepada pemangku kepentingan terkait agar lebih memperketat regulasi perihal iklan rokok.

“Fenomenanya dengan melihat iklan, maka kemungkinan seseorang untuk dapat merokok (menjadi) lima kali lipat lebih besar,” kata Ngabila.

 

sumber : ANTARA

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi