Sabtu, 18/05/2024 - 19:10 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Orang Kesepian Lebih Berisiko Alami Parkinson

JAKARTA — Rasa kesepian dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi mengidap penyakit Parkinson. Studi baru menemukan, orang yang dilanda kesepian memiliki kemungkinan 37 persen didiagnosis menderita penyakit Parkinson.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Hal itu diungkap dalam studi baru yang diterbitkan di JAMA Neurology. Jika biasanya kesepian dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena demensia dan alzheimer, para peneliti hendak mencari tahu dampaknya terhadap penyakit Parkinson.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

“Penelitian ini pada dasarnya mencoba mencari tahu apakah kita juga bisa melihat hal yang sama pada penyakit Parkinson,” ujar profesor neurologi dan kepala divisi gangguan pergerakan di Fakultas Kedokteran Universitas North Carolina, Nina Browner, dikutip dari laman Health, Rabu (18/10/2023).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS

Penyakit Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif, yakni sebagai akibat proses penuaan sistem saraf. Pengidapnya bisa mengalami gangguan motorik dan keseimbangan tubuh, ditandai dengan tremor, gangguan koordinasi tubuh, dan kaku otot.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Penelitian ini tidak secara langsung menyebut bahwa kesepian mutlak menyebabkan penyakit Parkinson, namun itu bisa menjadi dampak negatif yang dapat timbul karena kesepian. Menurut peneliti, hasil itu penting karena saat ini banyak orang dilanda epidemi kesepian.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Dokter: Puasa tak Berarti Otomatis Menurunkan Gula Darah Dalam Tubuh

Studi menggunakan data dari 491.603 peserta dalam kelompok Biobank di Inggris, yang mengisi kuesioner antara tahun 2006 dan 2010. Kelompok tersebut diminta untuk memberikan jawaban ya atau tidak apakah mereka merasa kesepian.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Selama periode 15 tahun, para peneliti mengamati berapa banyak partisipan yang didiagnosis menderita penyakit Parkinson. Dari sana, tim meninjau apakah ada perbedaan risiko terkena penyakit Parkinson berdasarkan kesepian.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Penulis studi, Antonio Terracciano, menyebutkan para peserta studi berusia antara 38 hingga 73 tahun. Sebanyak 54 persen di antaranya adalah perempuan. Kesepian lebih umum terjadi pada perempuan, orang yang berusia lebih muda, orang dengan tingkat pendidikan lebih rendah, serta orang yang memiliki kondisi kesehatan mental dan fisik tertentu.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Seperti yang sudah disebutkan, orang yang kesepian memiliki risiko 37 persen lebih besar terkena Parkinson. Setelah memperhitungkan faktor risiko penyakit Parkinson lainnya, seperti genetika dan kondisi kesehatan lainnya, orang yang kesepian masih mengalami peningkatan risiko sebesar 25 persen.

Terracciano yang merupakan profesor di departemen geriatri di Florida State University College of Medicine mengatakan hubungan antara kesepian dan Parkinson konsisten pada jenis kelamin dan usia. Namun, para ahli mencatat beberapa kemungkinan keterbatasan penelitian terkait kualitas data.

Berita Lainnya:
Suka Beli Skincare Etiket Biru Via Online? Sebaiknya Hentikan Kebiasaan Buruk Itu

Data yang ada mungkin tidak tepat karena diagnosis yang salah. Bisa juga, diagnosis mungkin terlewat jika seseorang tidak memeriksakan diri ke dokter dan menunjukkan gejala. Selain itu, mungkin saja kesepian didefinisikan secara berbeda.

Secara umum, penelitian tersebut hanyalah eksplorasi atau titik awal yang membuktikan ada semacam hubungan antara kesepian dan kesehatan otak. Salah satu gagasan yang mungkin adalah bahwa kesepian adalah gejala awal penyakit Parkinson.

Para peneliti menduga bahwa kesepian mungkin berhubungan dengan penyakit Parkinson pada tingkat yang sama seperti kecemasan, apatis, kelelahan, dan depresi. Namun, setelah memperhitungkan depresi dalam analisis, kesepian masih dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit.

“Kami pikir tekanan emosional yang terkait dengan kesepian inilah yang menjadi faktor penyebabnya. Perasaan tertekan ini dapat mengikis kemampuan otak untuk melawan faktor genetik, atau hal lain yang dapat menyebabkan penyakit Parkinson,” kata Terracciano.

 

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi