Rabu, 01/05/2024 - 16:45 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LINGKUNGAN

Muncul Kawah ‘Aneh’ di Pluto, Diduga Kuat Gunung Berapi Super

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Para astronom mempelajari kawah dengan kondisi tidak biasa di Pluto, planet katai yang tidak lagi masuk dalam kategori planet di Tata Surya. Kawah tersebut diduga kuat merupakan gunung berapi super, atau fenomena yang disebut cryovolcano.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Dilansir laman Phys.org, Rabu (25/10/2023), kawah yang kemungkinan besar merupakan cryovolcano diambil gambarnya dari pesawat ruang angkasa New Horizons milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Tepatnya, pada Juli 2015.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Makalah penelitian baru-baru ini lantas mengulas tentang kemungkinan kawah tersebut sebagai gunung berapi super di Pluto. Ilmuwan planet Dale Cruikshank dan sekelompok rekannya telah mempelajari fitur aneh di Pluto yang disebut Kawah Kiladze. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Tim mengeksplorasinya dan menawarkan penjelasan atas kemunculannya. Hasil penelitian telah dipublikasikan di server pracetak arXiv. Dijelaskan bahwa cryovolcanism adalah proses yang mengirimkan es “lava” ke permukaan Pluto. Hal sama terlihat di beberapa bagian Tata Surya.

ADVERTISEMENTS

Beberapa bulan yang mengorbit Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus juga memilikinya. Seperti bentuk vulkanisme di Bumi, proses pemanasan melelehkan material mantel, yang pada akhirnya bisa lepas ke permukaan. Bedanya, es dan air yang berperan sebagai “lava”.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
NASA akan Umumkan Simulasi Misi ke Mars

Satu hal yang langsung menjadi bukti tentang Kawah Kiladze itu adalah adanya air es yang tersebar di sekitarnya. Hal ini tidak biasa karena es metana dan nitrogen menutupi sebagian besar permukaan Pluto. Sepetak es dan air yang mengelilingi fitur itu menjadi janggal.

Tak hanya itu, es tersebut juga diketahui mengandung senyawa amonia. Artinya, ada suatu aktivitas yang membawa campuran air-amoniak naik dari area bawah ke permukaan. Menurut ilmuwan Dale Cruikshank, penyebabnya adalah proses pemanasan.

“Untuk Pluto, panas internal juga diperkirakan menjadi penyebab vulkanisme yang terlihat di beberapa tempat di permukaannya, namun kita tidak tahu apakah terdapat lautan air global di bawah permukaan ditambah berbagai bahan kimia, atau hanya kantong air ditambah bahan kimia yang tersisa. Ini adalah misteri yang harus dipecahkan oleh ilmuwan planet generasi berikutnya,” kata Cruikshank.

Selain vulkanisme, Cruikshank dan timnya mempertimbangkan kemungkinan bahwa Kiladze adalah semacam kawah tumbukan yang terdistorsi. Jadi, mereka juga memeriksa fitur permukaan untuk mencari tanda-tanda asal usul alternatif. 

Berita Lainnya:
Mayoritas Kota Besar Berpotensi Hujan Akibat Dua Siklon Tropis

Selain material permukaan, morfologi wilayah tersebut menunjukkan bukti aktivitas tektonik.  Terdapat struktur patahan dan lubang runtuhan serta bentuk kawah secara keseluruhan terdistorsi. Itu diduga kuat terkait dengan struktur interior Pluto.

Kemungkinan besar usia Kiladze masih relatif muda, tidak setua permukaan lainnya di Pluto. Tim peneliti memperkirakan aktivitas letusannya terjadi selama beberapa juta tahun terakhir, sementara permukaan lain berumur miliaran tahun. Petunjuknya terletak pada lapisan penutup permukaannya. 

Jika Kiladze sudah tua, akan terlihat semacam lapisan permukaan yang terbentuk di atas fitur yang paling jelas. Hal ini akan terjadi jika hujan terus-menerus berupa partikel debu organik dari atmosfer telah mengendap seiring bertambahnya usia Pluto.

“Jika struktur Kiladze sudah ada di sana selama miliaran tahun, partikel kabut asap tersebut akan mengaburkan tanda spektral es air yang terdeteksi oleh pesawat ruang angkasa New Horizons pada 2015. Oleh karena itu, kesimpulannya adalah bahwa ia terbentuk relatif baru,” tutur Cruikshank.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi