Sabtu, 04/05/2024 - 03:59 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Hasto Sebut Kondisi Politik Saat Ini Bisa Dipahami Lewat Lakon Wayang Wahyu Cakraningrat

ADVERTISEMENTS

JAKARTA —  Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan masyarakat Indonesia bisa memahami kondisi politik saat ini lewat lakon wayang Wahyu Cakraningrat. Hasto mengatakan hal itu saat menghadiri undangan wayang dengan lakon Wahyu Cakraningrat dalam rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Jakarta, Jumat (27/10/2023) malam.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Dalam acara tersebut, Hasto pun mengingatkan bahwa momentum Sumpah Pemuda adalah refleksi untuk mengingat peran para pemuda dalam berdirinya negara Indonesia sangatlah fundamental. Pagelaran wayang yang diadakan di ANRI, lanjut Hasto, juga menggambarkan bagaimana pelopor para pemuda dalam menjadikan Indonesia satu.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Dalam rangka Sumpah Pemuda, diadakan pagelaran wayang kulit ini untuk mengingat bahwa para pemuda Indonesia menjadi pelopor yang sangat baik bagi berdirinya Indonesia raya kita, sebagai bangsa yang satu, Tanah Air satu, dalam persatuan Indonesia,” kata Hasto.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Iran Serang Israel, Menlu Retno Pastikan tak Ada Korban WNI
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Pria asal Yogyakarta itu juga menyebut lakon Wahyu Cakraningrat yang diangkat dalam pagelaran wayang tersebut bermakna tentang karakter pemimpin yang dibutuhkan bangsa Indonesia. Lakon Wahyu Cakraningrat menceritakan bagaimana wahyu tentang kepemimpinan itu hanya bisa hadir pada sosok satria yang rendah hati, tidak memiliki ambisi kekuasaan, serta dikawal oleh Punakawan.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Dalam lakon tersebut, ada tiga sosok satria yang disebutkan, yakni Raden Lesmono Mandrakumara, Raden Sombo Putro, dan Raden Abimanyu. Hasto menjabarkan karakter tersebut berbeda-beda, tetapi pada akhirnya wahyu itu hanya bisa diterima oleh pemimpin terbaik.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Pengamat: Justru Jika PKS-PDIP Jadi Oposisi Bakal Jadi Keuntungan Prabowo-Gibran

“Karakter (calon pemimpin) yang berbeda-beda, tapi yang memiliki keteguhan jiwa, kerendahan hati, dan tidak menempatkan kekuasaan sebagai ambisi dan itu yang dapat menerima wahyu,” jelasnya.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Dia pun menyebut bagaimana wahyu kekuasaan juga bisa berpindah-pindah dari sosok satu ke sosok yang lainnya, sesuai dengan amal perbuatan. Sehingga, pada akhirnya, hanya yang bersifat, bersikap, dan bertindak kesatrialah yang menerima wahyu sejati.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“Wahyu berpindah dari sosok yang kemudian sejak kecil dimanja, sosok yang kemudian sangat sombong, kemudian berpindah-pindah, dan akhirnya berdiam pada sosok kesatria yang menempatkan dedikasi pada bangsa dan negara,” ujar Hasto.

 

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi