Senin, 06/05/2024 - 20:57 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

Eks Sekjen Nato: Netanyahu Politisi Terburuk dalam Sejarah Israel   

ADVERTISEMENTS

 MADRID — Mantan Sekretaris Jenderal NATO, Javier Solana, menilai Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu sebagai politikus terburuk dalam sejarah Israel. 

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Hal tersebut disampaikannya kepada penyiar Spanyol, Cadena Ser, pada Senin (30/10/2023).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Saya tidak berpikir sesuatu yang baik akan datang dari ini. Tapi itu bisa membuat Netanyahu menghilang dari politik Israel,” ujar Solana, dilansir dari Middle East Monitor, Selasa (31/10/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Tanpa berbasa-basi, Solana (81) juga menekankan bahwa, terlepas dari dukungan Amerika Serikat untuk Israel, Presiden Joe Biden tidak menyukai Netanyahu sama sekali, sama seperti siapa pun yang telah terlibat dalam perang ini untuk waktu yang lama. 

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

“Mereka berdua bukan teman, tapi mereka bukan musuh. Biden tidak pernah menerima Netanyahu di Gedung Putih,” tambah mantan diplomat itu.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Kepala Intelijen Militer Israel Mengundurkan Diri, Netanyahu Didesak Ikuti Langkah Serupa

Dia mengatakan Biden telah bekerja keras untuk menekan Netanyahu agar tidak mengulangi kesalahan yang sama yang dilakukan Amerika Serikat di Irak setelah serangan 9/11.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Solana adalah Sekretaris Jenderal NATO dari 1995 hingga 1999, serta Kepala Diplomat Uni Eropa dari 1999 hingga 2009.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Dia lebih lanjut mengatakan,  dirinya menghabiskan “banyak waktu di Gaza” selama kariernya, termasuk bernegosiasi untuk Uni Eropa untuk mengawasi penyeberangan perbatasan Rafah dari Gaza ke Mesir agar tetap terbuka. Program itu dimulai pada 2005 dan berlangsung selama 19 bulan.

Dia juga menyebut Perjanjian Abraham, yang  menormalkan hubungan antara Israel, Uni Emirat Arab dan Bahrain, sebagai kesalahan besar. 

Menurut dia, mereka menumbangkan gagasan sebelumnya untuk memiliki negara-negara yang mengakui Israel melalui negosiasi damai dengan Palestina.

Berita Lainnya:
Menlu RI: Asia Pasifik Pemimpin Transformasi Digital Dunia

“Saya pikir, ide perdamaian untuk pengakuan atau pengakuan untuk perdamaian adalah ide yang sangat indah,” katanya. 

Baca juga: Daftar Produk-Produk Israel yang Diserukan untuk Diboikot, Cek Listnya Berikut Ini

Mengacu pada konteks sebelum serangan Hamas, Solana juga mengkritik Netanyahu karena melakukan kampanye yang luar biasa untuk mengubah dirinya menjadi seorang otokrat melalui reformasi peradilan.

Mempromosikan memoar barunya, “Saksi waktu yang tidak pasti”, Solana juga membagikan refleksinya tentang situasi geopolitik yang lebih luas saat ini.

Momen waktu ini ditandai oleh dua karakteristik utama yaitu pertama, bahwa dunia tidak lagi hanya kekuatan besar. 

Kedua, mayoritas orang di dunia tidak berada di Barat. Di Barat, kami masih percaya bahwa kami memiliki dunia, tetapi jelas, bukan itu masalahnya.

 

 

Sumber: middleeastmonitor  

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi