Rabu, 22/05/2024 - 05:32 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIENERGI

Dukung Transisi Energi, Pertamina Sebut Terminal Hijau Kalibaru Dibangun Mulai Akhir 2024

Ilustrasi terminal BBM Pertamina.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

 JAKARTA — PT Pertamina (Persero) menyebutkan proyek pembangunan Terminal Energi Ramah Lingkungan, Jakarta Integrated Green Terminal di Kalibaru, Jakarta Utara, dapat dimulai pada akhir 2024.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

“Rencananya itu akhir 2024 ini baru siap lahannya jadi kita baru bisa membangun itu terminal ya di akhir tahun 2024,” kata Direktur Penunjang Bisnis Pertamina Erry Widiastono di sela acara Pertamina Digital Expo 2023 di Jakarta pada Rabu (1/11/2023).

Erry menjelaskan, saat ini proyek Jakarta Integrated Green Terminal di Kalibaru sedang menjalani tahap penyiapan lahan oleh PT Pelindo dan pembentukan desain.

Berita Lainnya:
Iriana Beli Batik dan Gelang UMKM Binaan Pertamina di Dekranas Expo  

“Sekarang kita bekerja sama dengan Pelindo, nah ini dalam tahap penyiapan lahan oleh Pelindo dan kita sedang menyiapkan desain,” ujar Erry.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Setelah lahan sudah siap, terang Erry, pembangunan terminal berkonsep ramah lingkungan dan modern itu dapat dilaksanakan dengan membutuhkan waktu satu sampai dua tahun yang dilakukan secara bertahap.

“Itu sebetulnya adalah terminal future jadi kita mengakomodasi transisi energi. Di sana memang kita mempersiapkan terminal modern yang mengantisipasi transisi energi jadi arahnya nanti tentu di sana yang sifatnya renewable atau transisi energi (seperti) gas, atau chemical, dan sebagainya,” tutur Erry.

ADVERTISEMENTS

Jakarta Integrated Green Terminal, yang berada di tepi laut, memiliki area seluas 64 hektare dan diproyeksikan memiliki kapasitas penampungan hingga 6 juta barel. Terminal tersebut tidak hanya akan menampung bahan bakar seperti elpiji, BBM, gasolin dan biodiesel, tetapi juga dirancang untuk bisa menampung LNG, CPO, UCO (used cooking oil) dan petrokimia. Selain itu, Jakarta Integrated Green Terminal juga bisa untuk menampung hidrogen yang diperkirakan tumbuh permintaannya pada 2030.

ADVERTISEMENTS

sumber : Antara

Berita Lainnya:
Perubahan Tarif KRL, KCI: Belum Diputuskan

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi