Selasa, 30/04/2024 - 02:27 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIPERTANIAN

Penggilingan: Harga Gabah dan Beras Tak Akan Turun Seperti Semula

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) meyakini harga gabah dan beras akan sulit untuk turun seperti semula. Pergerakan harga diproyeksikan akan kembali mencapai keseimbangan baru meskipun produksi kembali meningkat pada puncak musim panen rendeng tahun depan. 

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Ketua Umum Perpadi, Sutarto Alimoeso, mengatakan, rata-rata harga gabah kering panen (GKP) yang diterima penggilingan dari petani sudah berkisar Rp 7.000 per kilogram atau lebih tinggi dari harga acuan dari pemerintah sebesar Rp 5.000 per kg. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Sebagai catatan, harga acuan gabah itu juga baru mengalami kenaikan pada Maret 2023 lalu dari sebelumnya sebesar Rp 4.200 per kg. Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional melakukan penyesuaian harga lantaran saat itu tren harga gabah telah mencapai lebih dari Rp 5.000 per kg. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Pemprov Kalteng Bangun Rice Milling Unit Wujudkan Kemandirian Pangan
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Sepertinya tidak mungkin (harga gabah) kembali menjadi Rp 5.000. Tentu ini harus dihitung kembali. Menurut saya perlu revisi (harga acuan),” kata Sutarto saat ditemui di Jakarta, Rabu (1/11/2023). 

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Kenaikan harga gabah dan beras yang terjadi saat ini selain imbas El Nino, biaya produksi gabah juga terus mengalami kenaikan. Sutarto menyebut, harga pupuk dan bibit sangat mempengaruhi harga produksi petani. Di sisi lain, rantai pasok beras yang masih belum efisien yang membuat harga sampai di tangan konsumen cukup tinggi. 

Sutarto mengatakan, kemungkinan harga ideal gabah kering panen (GKP) saat ini dalam situasi normal naik menjadi sekitar Rp 6.000 per kg. Harga itu dinilai telah memberikan keuntungan yang wajar bagi petani. 

Namun, sebagai dampaknya, kenaikan harga beras tidak bisa dihindari, terutama untuk beras jenis medium. Menurut Sutarto, dengan harga wajar gabah Rp 6.000 per kg, harga beras medium akan naik menjadi sekitar Rp 11.500 per kg-Rp 12.000 per kg atau lebih tinggi dari patokan harga eceran tertinggi (HET) beras medium sebesar Rp 10.900 per kg-Rp 11.800 per kg. 

Berita Lainnya:
Jaga Harga Panen Raya, Bulog Diberi Fleksibilitas HPP

Adapun harga riil beras medium saat ini tengah melonjak hingga lebih dari Rp 13 ribu per kg, berdasarkan catatan Badan Pangan Nasional. 

Sementara itu, harga untuk beras premium, Sutarto menilai masih dapat dipertahankan pada level Rp 13.900 per kg-Rp 14.800 per kg atau sesuai patokan HET saat ini. 

“Patokan HET beras premium masih bisa dipertahankan, tapi kalau beras medium jaraknya harus dikecilin dengan premium. HET sekarang terlalu jauh (perbedaannya),” kata Sutarto. 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi