Sabtu, 04/05/2024 - 06:33 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Mengapa Pelepasan Nyamuk Ber-Wolbachia Masih Jadi Perdebatan?

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Profesor Adi Utarini menjelaskan penelitian inovasi nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia di Indonesia dilakukan sebanyak empat fase. Penelitian menggunakan pendekatan berjangka panjang dalam kurun 2011–2023.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

“Penelitiannya kami lakukan secara bertahap dan tahapan ini menunjukkan kehati-hatian dalam melakukan teknologi ini dan berjangka panjang,” kata peneliti sekaligus Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM Prof Adi Utarini dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR RI diikuti dalam jaringan di Jakarta, Selasa (28/11/2023).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Profesor Utari mengatakan, fase pertama meliputi aspek keamanan dan kelayakan. Ini dilakukan dengan cara membangun laboratorium untuk meneliti Aedes Aegypti yang sudah mengandung bakteri Wolbachia di dalam selnya kemudian dikawinsilangkan dengan nyamuk di Yogyakarta.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Dinkes Cirebon Tangani Hampir 500 Pasien DBD Hingga April 2024
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Pada tahap kedua, peneliti memulai pelepasan nyamuk ber-Wolbachia di masyarakat. Ini dilakukan dalam skala terbatas di wilayah dusun, yakni Sleman dan dua dusun di Bantul, untuk memperoleh kelaikan etik.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“Karena ini penelitian, kami harus memperoleh kelaikan etik dan kami berkewajiban mampu mendeteksi suspek dengue di masyarakat,” kata Prof Utari yang biasa disapa Uut.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Fase ketiga, lanjut Uut, merupakan tahapan yang paling penting. Ini merupakan fase untuk memberi pembuktian seberapa banyak nyamuk ber-Wolbachia bisa menurunkan kasus dengue.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“Kami sadari ini membutuhkan kehati-hatian lebih tinggi karena menyangkut skala lebih luas,” katanya.

Pada fase yang berlangsung pada 2016 tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melibatkan 24 pakar independen dari berbagai bidang keilmuan. Peneliti yang dimaksud di antaranya Prof Ir Damayanti Buchori, MSc, PhD selaku Ketua tim inti dari Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof dr Hari Kusnanto Joseph, SU, DrPH dari Fakultas Kedokteran UGM.

Berita Lainnya:
Dinkes Bandung: 3.468 Kasus DBD Terjadi dalam 4 Bulan Terakhir

Prof drh Upik Kesumawati Hadi, MS dari Fakultas Kedokteran Hewan IPB, Prof Dr dr Aryati, SpPK(K) dari Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Prof dr Irawan Yusuf, MSc, PhD, dari Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, dan Teguh Triono, PhD dari Lembaga Keanekaragaman Hayati (Kehati). Hasilnya, seluruh potensi risiko jangka panjang dari inovasi nyamuk ber-Wolbachia dapat diabaikan. 

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi