Kamis, 16/05/2024 - 14:20 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Sudah Ada di Indonesia, Mycoplasma Pneumonia Lebih Ringan Dibanding Covid-19

 JAKARTA — Saat ini masyarakat khawatir Mycoplasma pneumonia yang angkanya naik di Cina akan masuk di Indonesia. Padahal, penyakit pneumonia akibat Mycoplasma pneumoniae sudah pernah ada di Indonesia. Bagaimana kondisinya saat itu? Apakah lebih ringan dibandingkan Covid 19? 

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Spesialis Paru RSUP Persahabatan, Prof Dr dr Erlina Burhan, mengatakan mycoplasma pneumoniae ini sudah lama ditemukan di Indonesia, bukan sesuatu yang baru. Namun, karena tidak rutin diperiksa, maka biasanya kasus ini akan ditemukan ketika dilakukan penelitian. 

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Mycoplasma pneumoniae ini pada orang dewasa gejalanya ringan-ringan saja seperti batuk, demam tidak terlalu tinggi, dahaknya tidak banyak dengan warna hijau atau kekuningan atau kecoklatan, namun warnanya bening, leukositnya tidak naik. Intinya ringan-ringan saja,” ujarnya dalam konferensi pers Kolaborasi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dengan RSUP Persahabatan, RSUPN Cipto Mangunkusumo dan RSPI Sulianti Saroso dengan Topik: Waspada Ancaman Pneumonia akibat Mycoplasma, Jumat (1/12/2023). 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS
Berita Lainnya:
Psikolog Ungkap Pengaruh Pertunangan Anak terhadap Perkembangan Psikologis

Oleh karena itu, menurut Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Infeksi PDPI ini, pemerintah bahkan dokter tidak terlalu mengganggap ini adalah hal yang serius. “Karena tingkat kesembuhannya tinggi, tidak perlu dirawat, cukup istirahat dirumah, minum obat-obat psikomatis saja seperti obat-obat flu, dan juga parasetamol. Minum yang cukup, istirahat yang cukup, dan kalau memang memerlukan antibiotik yang mycrolite,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Ia menambahkan kasus akan bertabjika menginfeksi lansia atau orang tua. Apalagi jika disertai komorbid seperti hipertensi, asma, PPOK, atau penyakit lain. “Ini tentu saja membuat gejalanya lebih berat karena ada komorbidnya. Mungkin dirawat karena komorbidnya bukan semata-mata karena pneumonia atau infeksi Mycoplasmanya,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Selain itu, ia mengungkapkan, penelitian yang dilakukan di Indonesia terhadap pasien pneumonia komunitas atau pneumonia yang dirawat, kategorinya berat, justru yang ditemukan kuman lain. Namun,pada saat dilakukan pemeriksaan dengan regen khusus untuk menemukan Mycoplasma, ditemukan 26 persen dari kasus-kasus pneumonia ternyata ada ko-infeksi dengan Mycoplasma pneumonia.  

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Menyebar Via Hubungan Seksual, Hepatitis akan Salip TBC Sebagai Infeksi Paling Mematikan

“Jadi akan menjadi lebih berat kalau terjadi ko-infeksi. Tapi kalau hanya semata-mata infeksinya tunggal hanya Mycoplasma pneumoniae tidak berat,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Erlina menambahkan jika Anda mempunyia risiko untuk penyakit ini menjadi berat, apalagi pada anak-anak, sebaiknya jalani kembali protokol kesehatan (prokes).

ADVERTISEMENTS

Jadi itulah mengapa mycoplasma tidaklah menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan. Namun, jika hal itu terjadi pada anak apalagi jika anak memiliki alergi dan asma, biasanya akan agak berat gejalanya dan menimbulkan penyempitan saluran nafas menjadi sesak nafas. “Tidak perlu panik, namun tetap waspada,” ujar Erlina.

ADVERTISEMENTS

Dr dr Nastiti Kaswandani, Sp.A(K) menambahkan perlu diwaspadai jika mycoplasma pneumoniae menginfeksi anak atau pasien yang memiliki daya tahan atau imunitasnya terganggu seperti pasien kanker, biasanya gejalanya akan lebih berat. “Tapi secara ini tidak lebih berat dari Covid atau pneumoniae lainnya,” ujarnya.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi